Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah usai Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan akan memerangi inflasi.
"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS karena sentimen The Fed dan resesi," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Semalam dalam forum Bank Sentral Eropa, Powell menegaskan komitmennya untuk memerangi inflasi meskipun resikonya pelambatan pertumbuhan ekonomi.
"Ini artinya The Fed tidak ragu untuk merilis kebijakan pengetatan yang lebih agresif ke depannya," ujar Ariston.
Dolar AS langsung menguat terhadap nilai tukar lainnya dengan pernyataan Powell tersebut. Pada Kamis pagi ini indeks dolar AS sudah bergerak di kisaran 105 setelah sebelumnya di kisaran 103-104.
Sementara itu, isu resesi masih menjadi pembicaraan pelaku pasar. Dengan tingkat inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga acuan bank sentral global, permintaan bisa menurun dan menekan pertumbuhan ekonomi.
"Isu ini juga akan menekan harga aset berisiko," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke arah Rp14.900 per dolar AS dengan potensi support di level Rp14.830 per dolar AS.
Pada Rabu (29/6/2022) lalu, rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.853 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.831 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah 14 poin
Baca juga: Euro turun, dolar naik setelah Powell tegaskan kembali sikap "hawkish"
Baca juga: Rupiah ditutup melemah dipicu sentimen The Fed dan resesi