Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, untuk membahas berbagai upaya mempererat kerja sama ekonomi.
Saat tiba, Presiden Jokowi disambut oleh PM Li dan keduanya langsung foto bersama. Selanjutnya, Presiden Jokowi dan PM Li bersama masing-masing delegasi menuju ruang pertemuan.
Dalam sambutan pengantar, Presiden Jokowi menyampaikan China adalah mitra strategis Indonesia dan kedua negara berhasil mengisi kemitraan dengan kerja sama yang saling menguntungkan.
Baca juga: Presiden Jokowi akan kunjungi Jepang setelah lawatan ke China
Jokowi menambahkan nilai perdagangan antara Indonesia dan China terus meningkat dan sudah melampaui 100 miliar dolar AS. Dia berharap kerja sama tersebut dapat terus ditingkatkan.
"Peluang untuk meningkatkan angka perdagangan sangat besar," ungkap Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, pihak China menyampaikan komitmen untuk menambah impor crude palm oil (CPO) sebesar 1 juta ton dari Indonesia. Selain itu, China juga akan memprioritaskan impor produk pertanian dari Indonesia.
Kedua pemimpin juga bahas kerja sama pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kunjungan Presiden Jokowi ke Beijing merupakan kunjungan pertama yang dilakukan setelah Olimpiade Musim Dingin di Beijing awal 2022.
"Fokus utama pertemuan kedua pemimpin adalah meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan," kata Retno.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI Beijing Djauhari Oratmangun.
Baca juga: Merah-Putih berkibar di Kota Terlarang-Tiananmen saat kunjungan Jokowi