Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menegaskan ada lima agenda besar nasional yang tidak boleh berhenti meskipun krisis dan konflik geopolitik masih menghantui dunia.
"Saya tegaskan kembali. Agenda besar bangsa tidak boleh berhenti. Langkah-langkah besar harus terus dilakukan. Ada minimal lima agenda besar yang tadi telah saya tekankan," kata Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa.
Adapun kelima agenda besar tersebut, yakni hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan.
Salah satu contoh, yakni hilirisasi nikel yang telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil.
Menurut Presiden, Indonesia harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia.
Agenda kedua, selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan.
Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi.
"Saya optimistis kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional," kata Presiden.
Untuk agenda ketiga, Presiden meminta perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat harus terus diperkuat.
Kepala Negara menekankan bahwa pemenuhan hak sipil dan praktik demokrasi, hak politik perempuan dan kelompok marginal harus dijamin.
Ditegaskan pula bahwa hukum harus ditegakkan seadil-adilnya tanpa pandang bulu.
Agenda keempat mendukung agar UMKM segera naik kelas melalui digitalisasi ekonomi, apalagi ada terdapat dua decacorn dan sembilan unicorn yang telah lahir di Indonesia.
Oleh karena itu, Presiden mendorong pemberdayaan UMKM. Saat ini tercatat 19 juta UMKM telah masuk dalam ekosistem digital dan ditargetkan sebesar 30 juta UMKM akan masuk ekosistem digital pada tahun 2024.
Agenda kelima yang ditekankan Presiden adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara harus dijaga keberlanjutannya.
"IKN bukan hanya untuk para ASN, melainkan juga para inovator dan para wirausahawan. Bukan hanya berisi kantor-kantor pemerintah, melainkan juga motor penggerak ekonomi baru. Bukan kota biasa, melainkan kota rimba dengan pelayanan pendidikan dan kesehatan kelas dunia," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia jadi bangsa tangguh hadapi pandemi
Baca juga: Presiden Jokowi: APBN Indonesia surplus Rp106 triliun