Jambi (ANTARA) - Sejarah telah membuktikan bahwa wanita Rusia memiliki kekuatan yang pantas untuk diperhitungkan yang tidak kalah oleh pria.
Mereka telah meninggalkan pencapaian-pencapaian mengagumkan selama berabad-abad dari perempuan biasa hingga pemimpin besar, dari aktivis hingga pionir dalam seni dan sains.
Berikut beberapa wanita paling berpengaruh dalam sejarah Rusia.
1. Catherine yang AgungSalah satu penguasa terlama di Rusia adalah Catherine yang Agung yang melayani rakyatnya dari tahun 1762 hingga 1796.
Sebagai salah satu pemimpin Rusia yang paling dihormati, dia memperjuangkan seni selama masa tahta nya.
Dia mulai mengumpulkan karya seni yang kemudian disimpan sebagai koleksi Hermitage kelas dunia yang mengagumkan dan bernilai sejarah tinggi.
Tsaritsa juga menunjukkan bahwa dia adalah kepala negara yang cekatan dengan memperluas perbatasan Rusia, mencapai perjanjian damai dengan Kekaisaran Ottoman, dan mendirikan negaranya sebagai kekuatan dunia.
2. Anna Filosovola
Ia adalah salah satu aktivis hak-hak perempuan pertama Rusia dan seorang filantropis sosial.
Setelah menikah dengan keluarga bangsawan desa, dia menjadi sadar akan perlakuan buruk terhadap budak (pelayan kontrak), khususnya eksploitasi seksual yang sering dilakukan terhadap budak perempuan.
Akhirnya, ia mulai memperjuangkan hak-hak perempuan miskin dengan menyadari bahwa pendidikan adalah alat terpenting untuk pemberdayaan, kemandirian dan perbaikan keuangan.
Filosofova kemudian mendidik perempuan-perempuan kurang mampu.
3. Maria Baronova
Sebagai seorang aktivis politik, Baronova mulai berkampanye melawan Putin selama kontroversi pelanggaran pemilu nasional 2011 dan membuat jalan-jalan dipenuhi pengunjuk rasa yang mengkritik terpilihnya kembali Putin di tengah skandal tempat pemungutan suara.
Dia awalnya mempertanyakan kesetiaannya kepada Putin ketika Presiden memenjarakan oligarki minyak dan kritikus pemerintah, Mikhail Khodorkovsky, pada tahun 2005.
Banyak yang percaya pemenjaraan itu adalah tindakan pembalasan atas pembangkangan vokal Khodorkovsky.
Saat ini, Baranova telah mengarahkan pandangannya ke parlemen dan telah memasuki pemilihan 2018.
Meskipun banyak orang percaya bahwa dia tidak mungkin akan menang, tetapi dia telah menciptakan gelombang positif di sekelilingnya dengan pendapatan dukungan oleh banyak perempuan muda yang percaya sekarang adalah waktu untuk menciptakan perubahan.
4. Anna Politkovsky
Anna Politkovsky adalah seorang jurnalis, penulis dan aktivis hak asasi manusia yang ditembak mati di luar rumahnya yang berada di Moskow pada 7 Oktober 2007 oleh pembunuh bayaran.
Pembunuhannya dianggap oleh banyak orang sebagai pembalasan atas kegigihannya dalam mengejar pelanggaran hak asasi manusia yang diarahkan kepada negara, serta korupsi pemerintah yang berkaitan dengan Perang Chechnya kedua.
Siapa pun yang memerintahkan pembunuhan terhadap Politkovsky, tetap dianggap tidak bertanggung jawab, meskipun Kremlin, pejabat tinggi dan pengusaha elit yang terjerat dalam korupsi pemerintah tetap berada di urutan teratas daftar tersangka.
Pembunuhan terhadap Politkovsky juga berfungsi untuk memperingatkan dan membungkam penyelidikan lainnya.
Meskipun demikian, kematiannya telah mengilhami gelombang baru jurnalis dimana banyak diantaranya mereka adalah perempuan yang terus meminta pertanggungjawaban pemerintah atas kekerasan yang kerap diarahkan kepada jurnalis..
5. Valentina Tereshkova
Pada tahun 1963, Tereshkova menjadi wanita pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Pada usia 26, dia menghabiskan tiga hari di luar atmosfer, mengorbit bumi sebanyak 48 kali.
Dia terinspirasi oleh Yuri Gagarin, kemudian ia melamar program luar angkasa Soviet meskipun tidak memiliki pengalaman sebagai pilot.
Ia dan empat orang teman wanitanya menjalani pelatihan selama delapan belas bulan.
Mereka diuji kemampuannya dalam mengatasi periode isolasi yang lama, serta kondisi ekstrim dengan gravitasi nol.
Dia adalah satu-satunya orang dari lima kandidat yang berhasil menyelesaikan pelatihan.
Sejak petualangan intergalaksinya, Tereshkova terus mempromosikan sains Soviet dan Rusia ke seluruh dunia.
6. Anna Akhmatova
Akhmatova (1889-1966) dianggap sebagai salah satu perempuan hebat dalam sastra Rusia.
Pada usia 21, ia bergabung ke dalam kumpulan puisi yang berbasis di St. Petersburg dengan nama “The Alchemists”.
Kelompok ini kemudian menciptakan gaya sastra yang merupakan respons langsung terhadap ketidakjelasan simbolisme Rusia pada saat itu.
Meskipun ia memperkenalkan derajat patriotisme dan agama ke dalam karyanya selama Revolusi Rusia, ia dicap sebagai “borjuis dan aristokrat” karena keinginannya untuk mempertahankan sifat refleksi diri puisinya.
Setelah Perang Dunia II, dia dikecam oleh negara hingga sebagian besar karyanya dihancurkan.
Karya Akhmatova yang paling terkenal dan penghargaan atas penderitaannya di bawah rezim Stalin, Rekviem (Requiem), baru diterbitkan setelah kematiannya pada tahun 1989.
Sumber: theculturetrip.com.