Jambi (ANTARA) - Seminar pengelolaan destinasi pariwisata berkualitas yang diselenggarakan Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (Kemenparekraf) di Jambi, Senin salah satu hasilnya mendorong Pemerintah provinsi Jambi untuk menerapkan program pariwisata berkelanjutan.
Analis Kebijakan Ahli Madya dan Koordinator Substansi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Kemenprarekraf Surana di Jambi Senin mengatakan seminar itu bertujuan agar ada kesepahaman, kekompakan dan kesamaan persepsi dari para pemangku kepentingan pariwisata di Provinsi Jambi untuk bergerak bersama mengembangkan pariwisata.
"Makanya yang kami undang bukan hanya unsur pariwisata saja melainkan dari pihak atau lembaga terkait lainnya dengan pariwisata serta instansi badan penanaman modal daerah yang juga ikut terkait dengan pembangunan pariwisata di Provinsi Jambi," katanya.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Permenparekraf) Nomor 9 tahun 2021 tentang pedoman pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan menurun Surana sampai sekarang Permenparekraf tersebut belum tersosialisasi atau belum semua diterjemahkan di dalam aktivitas sehari-hari oleh masyarakat.
"Contoh kecil adalah sampah masih banyak dibuang sembarangan di setiap lokasi wisata, mereka bukan hanya pemerintah, asosiasi dan termasuk wisatawan belum melaksanakan kegiatan pariwisata yang sesuai aturan agar prinsip pariwisata berkelanjutan tercapai," katanya.
Menurutnya, pihaknya di pusat selalu aktif menggaet platform atau media internasional ikut memasarkan wisata sedangkan di daerah sudah mulai membidik pasarkan wisata tidak hanya dengan konvensional tapi juga melirik digital.
"Kita harus mampu mengeksplorasi dan mampu melihat ada apa di Jambi ini, kita harus punya karakter dan ciri khas sendiri yang bisa dikembangkan dan dijual, saya yakin kendala kita selama ini faktor pendukung dan perlu difasilitasi di lingkungan sekitar," kata Surana.
Untuk prinsip dasar dalam pembangunan wisata harus memenuhi prinsip pembangunan wisata berkelanjutan yang terbagi atas pilar ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan dimana artinya pembangunan wisata tidak hanya mengandalkan ekonomi saja dan harus bisa memandang aspek lainnya agar orang tidak rakus yang mengakibatkan alam rusak.