Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Desember 2022 mencapai 0,66 persen dibanding November (month-to-month/mtm), disumbang oleh kenaikan harga beras dan air minum PAM sebesar 0,07 persen.
Dengan inflasi 0,66 (mtm) pada bulan lalu, inflasi sepanjang 2022 mencapai 5,51 persen. "Pada Desember 2022, seluruh kota IHK mengalami inflasi, tertinggi di Bandung dengan inflasi 2,04 persen (mtm) dan terendah di Sorong dengan inflasi 0,01 persen (mtm),” imbuhnya.
Ia menyebutkan inflasi bulanan sebesar 0,66 persen pada Desember 2022 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,09 persen merupakan siklus musiman karena peningkatan permintaan masyarakat di tengah hari libur sekolah dan perayaan Natal serta Tahun Baru 2023.
“Komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi bulanan pada Desember 2022 adalah beras dengan andil sebesar 0,07 persen yang terjadi di 79 kota. Dua kota dengan inflasi beras terbesar adalah Banjarmasin dengan inflasi 14,74 persen dan Baubau sebesar 7,26 persen,” imbuhnya.
Tarif air minum PAM yang menyumbang inflasi Desember 2022 sebesar 0,07 persen hanya terjadi di kota Bandung dengan inflasi tarif air minum PAM sebesar 94,60 persen.
Selanjutnya inflasi telur ayam ras dengan andil 0,06 persen terjadi di 89 kota, tertinggi di Batam dengan inflasi 13,31 persen dan Dumai dengan inflasi 13,18 persen.
Inflasi harga kontrak rumah dengan andil 0,05 persen terjadi di 8 kota, tertinggi di DKI Jakarta dengan inflasi 2,78 persen dan Maumere dengan inflasi 0,99 persen.
Inflasi daging ayam ras dengan andil sebesar 0,04 persen terjadi di 75 kota, tertinggi di Pematang Siantar dengan inflasi 22,07 persen diikuti Lhokseumawe dengan inflasi 18,91 persen.
“Inflasi tomat dengan andil 0,04 persen terjadi di 82 kota, tertinggi di Manado sebesar 226,39 persen dan diikuti oleh Kotamobagu sebesar 104,67 persen,” ucapnya.