Jambi (ANTARA) - Kemacetan lalu lintas di kawasan jalan Tembesi-Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, semakin parah setelah belum mampu diurai dalam jam terakhir, Kamis.
Kemacetan akibat padatnya truk angkutan batu bara sejak Rabu (1/3) ini berlangsung hingga 15 kilometer di kawasan tersebut dari Kabupaten Batanghari menuju Kabupaten Sarolangun yang menjadi keberadaan eksplorasi penambangan batu bara.
Salah seorang pengendara yang mengalami kemacetan tersebut, Hidayat (28) mengatakan dirinya terjebak kemacetan selama berkisar 22 jam lamanya.
Kemacetan ini terjadi di empat jalur. Selain truk batubara, banyak juga mobil pribadi, mobil yang bawa ikan dan sayur serta lainnya yang tidak bisa melewati di jalan nasional itu.
Pedagang ikan, Doni mengatakan ratusan kilogram ikan yang diangkutannya kini sudah mati sehingga ia mengalami kerugian akibat peristiwa ini.
"Kalau ini bukan lagi macet, tetapi tidak bergerak sama sekali. Ikan-ikan yang saya bawa banyak yang sudah mati," kata Doni.
Kapolres Batanghari AKBP Bambang Purwanto mengatakan bahwa pihaknya sudah mengerahkan puluhan personil untuk mengurai kemacetan itu.
Untuk mengurai kemacetan, personil Polres Batanghari juga berjaga di mulut tambang agar tidak ada truk angkutan batu bara yang ke luar sebelum jam operasional.
"Kita telah melakukan penanganan dengan menerjunkan anggota di lapangan, hingga saat ini anggota masih di lapangan. Kalau kemarin banyak kendala, kalau sekarang sudah berkurang,” kata Kapolres Batanghari AKBP Bambang Purwanto di Muara Bulian.
Ia juga menyebutkan, salah satu penyebab kemacetan lalu lintas ini ialah padatnya truk angkutan bara di Jambi yang mencapai sekitar 8.300 hingga 11.500 unit.
Truk ini melewati jalan nasional di Jambi karena belum tersedianya jalur khusus untuk angkutan batu bara tersebut.
Kemudian, tidak hanya padatnya truk angkutan batu bara, kemacetan ini juga terjadi karena kondisi sekitar jalan yang memburuk akibat hujan lebat.
"Apalagi kemarin curah hujan yang tinggi. Ditambah lagi truk ini tidak berani parkir di kantung parkir dikarenakan takut terperosok," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Batanghari AKP Sudiharson mengatakan untuk saat ini kemacetan tersebut sudah mulai terurai dan kendaraan sudah bisa berjalan secara perlahan.
"Iya, saat ini kendaraan sudah mulai berkurang dan berjalan dua arah dari jam 10.30 WIB, dan personel Polres Batanghari masih berjaga di setiap titik kemacetan agar bisa mengatur kendaraan dan mengurangi kemacetan.
"Ya anggota kita masih berjaga setiap malamnya, supaya tidak terjadi kemacetan yang semakin parah," katanya.
Akibat kemacetan lalu lintas panjang selama dua hari di Kabupaten Batang Hari itu membuat Gubernur Jambi Al Haris menghentikan sementara aktivitas di mulut tambang batubara.
Al Haris dalam keterangan resminya mengatakan telah mengambil langkah untuk kembali mengurai kemacetan di ruas jalan milik nasional agar bisa kembali normal dengan menyetop aktivitas angkutan batu bara hingga waktu yang belum ditentukan.
“Pemegang IUP atau pengusaha tambang untuk sementara waktu tidak mengadakan angkutan dari mulut tambang sampai ke jalan atau ke ruas jalan nasional itu, untuk tidak menambah kemacetan yang terjadi,” kata Al Haris.
Selama tidak adanya aktivitas angkutan batu bara, Haris mantan Bupati Merangin itu sudah menginstruksikan Dinas PUPR Provinsi Jambi dan balai jalan untuk memperbaiki jalan yang rusak di ruas jalan tersebut.
“Selama masa tidak ada angkutan kami sudah memerintahkan Dinas PU dan balai jalan untuk menutupi lubang jalan yang rusak,” katanya.
Terkait kemacetan parah yang terjadi sejak Senin hingga hari ini, Gubernur Jambi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jambi, walau tidak sepenuhnya wewenang Gubernur karena izin eksplorasi batu bara bukanlah wewenangnya. Demikian pula dengan termasuk kewenangan untuk menutup jalan nasional itu.
“Saya minta semua pihak memahami termasuk juga saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Jambi, walau tidak sepenuhnya wewenang gubernur, karena izin batu bara bukan gubernur yang mengeluarkan, termasuk jalan nasional tidak ada kewenangan menutup jalan tersebut,” kata Al Haris.
“Izinkan kami beberapa hari ke depan menangani ruas-ruas jalan yang berlubang dan rusak. Mudah-mudahan nanti lancar semua dan masyarakat lancar aktivitas, menjelang selesainya jalan khusus yang dalam proses pembangunan. Saya tahu warga hari ini membenci saya, menghujat saya itu semua risiko saya, ini tanggung jawab saya sebagai pemimpin,” kata Al Haris.