Pada forum tersebut, Nilwan Yahya, Kamis mengatakan bahwa menekankan kondisi gizi anak di Kabupaten Merangin yang masih perlu menjadi perhatian selain itu rendahnya derajat kesehatan di Kabupaten Merangin juga jangan dianggap hal yang sepele.
"Lihat indikator mortalitas dan morbiditas kita, semua masih rendah. Pada angka kematian menunjukkan penurunan dari 43 kasus kematian pada 2021 menjadi 23 kasus kematian pada 2022," katanya.
Pada kesempatan itu, Nilwan juga mengingatkan kepada seluruh jajaran kesehatan, pada 2022-2023 Kabupaten Merangin akan dihadapkan oleh fenomena bonus demografi, untuk itu hal ini harus disikapi dari sekarang dan tidak hanya itu, soal stunting juga menjadi sorotan serta perlu sangat diwaspadai, mengingat karena kurang gizi kronis menyebabkan gangguan pertumbuhan anak lebih rendah atau kedil.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi Sudirman mengemukakan bahwa keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangan stunting dimana hal itu karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga yaitu praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurang pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan dan masih kurangnya akses rumah tangga untuk mengonsumsi makanan bergizi,
Dalam penurunan stunting, selain terfokus pada ibu hamil dan balita, juga harus mencegah stunting dari hulu dengan menyiapkan remaja putri calon pengantin/calon ibu yang akan memasuki persiapan kehidupan berkeluarga.
Sekda menuturkan, dalam percepatan penurunan stunting di Provinsi Jambi, tidak ada alasan lagi untuk tidak mencapai angka 12 persen pada tahun 2024, dimana Provinsi Jambi telah membentuk kelembagaan dan kemudian dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Provinsi Jambi, Tingkat Kabupaten/Kota, kecamatan dan tingkat kelurahan/desa dan ada tim pendamping keluarga serta Tim Audit Kasus Stunting di setiap Kabupaten/Kota yang terdiri dari para pakar/ahli.
Pada 2022, Pemerintah Provinsi Jambi telah berupaya dalam percepatan penurunan stunting melalui TPPS yang telah dibentuk dan telah dilaksanakan program strategis yang berada pada masing-masing dinas instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi maupun badan-badan yang langsung dibawah kementerian atau lembaga pusat.
Selama periode 2021-2022, telah berhasil menurunkan prevalensi stunting Provinsi Jambi berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, yaitu menjadi 18 persen dari sebelumnya sebesar 22,4 persen berdasarkan SSGI 2021. Penurunan prevalensi stunting Provinsi Jambi termasuk sepuluh besar provinsi penurunan angka stunting, sebesar 4,4 persen.