Hannover, Jerman (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dan berinvestasi dengan semua negara di Hannover Messe 2023 guna kemakmuran bersama.
"Indonesia mengundang investor Jerman untuk ikut membangun ekonomi hijau di Indonesia. Sekali lagi Indonesia sangat terbuka untuk kerja sama, untuk berinvestasi. Mari kita berkolaborasi untuk kesejahteraan bersama," kata Presiden Jokowi di Hannover Congress Centrum, Jerman, Minggu.
Jokowi mengatakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk kembali menjadi negara mitra Hannover Messe.
"Making Indonesia 4.0 adalah tema yang sangat relevan bagi Indonesia yang sedang melakukan transformasi ekonomi melalui inovasi dan teknologi," katanya.
Jokowi juga memaparkan Indonesia memiliki dua strategi besar, yakni hilirisasi dan ekonomi hijau. Terkait hilirisasi, Indonesia dipercaya memiliki sumber daya alam yang berlimpah, bonus demografi, pasar yang besar dan ekonomi yang terjaga.
"Kami punya modal besar dan kami ingin menjadi pemain besar di industri ini," ujar Presiden.
Presiden Jokowi juga menegaskan Indonesia tidak sedang menutup diri, justru Indonesia sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama dalam membangun industri hilir di Indonesia.
Ia menambahkan terdapat 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi yang diproyeksikan mencapai nilai investasi 545,3 miliar dolar AS hingga 2040, yang mana angka tersebut merupakan peluang yang sangat besar dan saling menguntungkan.
Kemudian, terkait ekonomi hijau, Indonesia berkomitmen kuat menjaga keberlangsungan lingkungan dan telah melakukan aksi-aksi yang nyata.
"Laju deforestasi turun signifikan dan terendah selama 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 88 persen, rehabilitasi hutan 600 ribu hektare hutan yang akan selesai direhabilitasi di tahun 2024, ini terluas di dunia," kata Jokowi.
Selain itu, dibangun 30 ribu hektare kawasan industri hijau dan pada 2023, sebanyak 23 persen energi berasal dari energi baru dan terbarukan.
"Kemudian, pada 2025, seluruh pembangkit batu bara ditutup. Kami menjalankan apa yang menjadi komitmen kami, bukan hanya bicara," ujarnya.
Presiden Jokowi juga menegaskan Indonesia ingin memastikan bawah transisi energi menghasilkan energi yang terjangkau bagi masyarakat, yang mana industri membutuhkan inovasi dan pembiayaan yang besar, setidaknya satu triliun dolar AS sampai 2060.
Untuk itu, ia pun mengundang seluruh investor untuk datang dan berkolaborasi dengan Indonesia.