Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia April 2023 mencapai 19,29 miliar dolar AS atau turun 17,62 persen dibanding ekspor Maret 2023 sebesar 23,50 miliar dolar AS.
"Salah satu penyebab menurunnya nilai ekspor apabila melihat dari siklus tahun-tahun sebelumnya. Memang beberapa aktivitas produksi pada Ramadhan terjadi penurunan yang disebabkan oleh waktu libur yang dilakukan di Indonesia, sehingga aktivitas ekspor akan berpengaruh," ujar Imam dalam Rilis Berita Statistik, di Jakarta, Senin.
Imam menyebut, ekspor nonmigas April 2023 mencapai 18,03 miliar dolar AS, turun 18,33 persen dibanding Maret 2023, demikian juga turun 30,35 persen jika dibanding ekspor nonmigas April 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2023 mencapai 86,35 miliar dolar AS atau turun 7,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai 81,08 miliar dolar AS atau turun 8,62 persen.
Adapun penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2023 terhadap Maret 2023 terjadi pada komoditas logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 573,4 juta dolar AS (52,30 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar 166,8 juta dolar AS (26,16 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-April 2023 turun 12,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,86 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 8,44 persen.
Ekspor nonmigas April 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 4,62 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 1,57 miliar dolar AS dan India 1,54 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,92 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,16 miliar dolar AS dan 1,44 miliar dolar AS.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-April 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 11,45 miliar dolar AS (13,26 persen), diikuti Kalimantan Timur 10,35 miliar dolar AS (11,99 persen) dan Jawa Timur 7,76 miliar dolar AS (8,98 persen).
Sementara itu, penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah 59,37 persen menjadi 89,6 juta dolar AS dan ekspor gas 7,95 persen menjadi 667,2 juta dolar AS, sedangkan ekspor hasil minyak naik 27,74 persen menjadi 501,9 juta dolar AS.
Imam menyebut, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari-April 2023 mencapai 86,35 miliar dolar AS atau turun 7,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai 81,08 miliar dolar AS atau turun 8,62 persen.