New York (ANTARA) - Harga minyak naik ke level tertinggi di tiga bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena tanda-tanda pengetatan pasokan dan janji otoritas China untuk menopang ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengangkat sentimen.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September meningkat 89 sen menjadi menetap pada 79,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI sebelumnya sempat naik menjadi 79,90 dolar AS per barel, juga tertinggi sejak 19 April.
Harga acuan minyak mentah telah meraih empat kenaikan mingguan berturut-turut, karena pasokan diperkirakan akan mengetat di tengah penurunan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Kontrak Brent yang dimuat lebih awal dijual di atas pemuatan selanjutnya, struktur harga yang dikenal sebagai backwardation menunjukkan pedagang melihat pasokan terbatas, dengan spread enam bulan mendekati tertinggi 2,5 bulan.
"Pasar semakin khawatir tentang tren pengetatan pasokan minyak, dan semakin jelas bagi para penentang bahwa perkiraan penurunan permintaan tidak terjadi," kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.
Di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, para pemimpin berjanji akan meningkatkan dukungan kebijakan ekonomi.
Namun, beberapa data ekonomi membatasi keuntungan. Di zona euro, aktivitas bisnis menyusut lebih dari yang diharapkan pada Juli, sebuah survei menunjukkan.
Di Amerika Serikat, aktivitas bisnis melambat ke level terendah dalam lima bulan pada Juli, menurut survei yang diawasi ketat. Tetapi penurunan harga input dan perekrutan yang lebih lambat menunjukkan bahwa Federal Reserve dapat membuat kemajuan dalam upayanya untuk mengurangi inflasi.
Pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed dan Bank Sentral Eropa minggu ini.
Persediaan minyak mentah dan sulingan AS naik pekan lalu, sementara stok bensin turun, menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (25/7/2023).
Stok minyak mentah naik sekitar 1,32 juta barel dalam pekan yang berakhir 21 Juli, menurut sumber yang berbicara tanpa menyebut nama. Persediaan bensin turun sekitar 1,04 juta barel, sedangkan persediaan sulingan naik sekitar 1,61 juta barel.
Data pemerintah AS tentang persediaan akan dirilis pada Rabu waktu setempat.*