Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keinginan Indonesia untuk memajukan kerja sama ekonomi di Indo-Pasifik, untuk mengatasi tantangan rivalitas geopolitik dan potensi konflik di kawasan.
“ASEAN-Indo-Pacific Forum hadir untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat serta membangun habit of cooperation yang win-win formula tanpa satu pun merasa dikucilkan,” ujar Jokowi dalam pembukaan AIPF di Jakarta pada Selasa.
Forum tersebut memiliki tiga agenda utama yaitu, pertama, infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh.
“Ekonomi ASEAN akan tumbuh lebih kokoh melalui hilirisasi industri, dan pembangunan ekosistem EV adalah contoh konkret membangun rantai pasok kawasan,” tutur Jokowi.
Kedua, Indonesia menegaskan perlunya kerja sama di bidang pembiayaan berkelanjutan dan inovatif.
Jokowi menyebut ASEAN membutuhkan 29,4 triliun dolar AS (sekitar Rp448.917,4 triliun) untuk transisi energi, selain juga skema pembiayaan inovatif melalui kemitraan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Kemudian ketiga, Indonesia menggarisbawahi pentingnya kerja sama transformasi digital dan ekonomi kreatif, yang diperkirakan terus tumbuh hingga 1 triliun dolar AS (sekitar Rp15.268 triliun)
Dalam pembukaan AIPF, Presiden Jokowi mengapresiasi dukungan dan kontribusi negara ASEAN serta mitra ASEAN sehingga terkumpul 93 proyek kerja sama senilai 38,2 miliar dolar AS (sekitar Rp583,2 triliun) dan 73 proyek potensial senilai 17,8 miliar dolar AS (sekira Rp271,8 triliun)
“Ini mencerminkan komitmen kita to walk the talk (dalam) membangun Indo-Pasifik yang damai, yang stabil, dan yang makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat besar bagi rakyat di kawasan dan dunia,” kata Jokowi.
Sebagai bagian dari keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, AIPF merupakan platform untuk dialog yang konstruktif serta mendorong kolaborasi yang inklusif dan konkret antara BUMN dan swasta.
AIPF terinspirasi oleh Outlook ASEAN on Indo-Pacific (AOIP) yang diinisiasi oleh Indonesia dan diadopsi negara-negara ASEAN pada 2019.
Outlook tersebut bertujuan untuk memperkuat arsitektur regional yang inklusif, mendorong kolaborasi, memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, dan menangkap peluang yang ada di kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu, penyelenggaraan AIPF juga sejalan dengan tema keketuaan Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth) sekaligus menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik.