Jambi (ANTARA) -
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan untuk mengurangi dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan juga mengurangi titik panas yang ada di wilayah Jambi.
"Berdasarkan keterangan dari Deputi Kedaruratan BNPB yang mengambil kesimpulan untuk dilakukan TMC atau hujan buatan, khususnya di Provinsi Jambi, berkaitan dengan banyaknya asap yang mengganggu masyarakat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah, di Jambi, Jumat.
TMC, lanjutnya, juga dilakukan sesuai arahan dari Gubernur Jambi agar kabut asap yang dibawa melalui udara dengan arah angin dari tenggara dapat dikurangi, dimana saat ini yang terjadi asap itu masuk ke Kota Jambi.
Bachyuni juga mengungkapkan bahwa TMC untuk hujan buatan dilakukan sejak 3 Oktober hingga 7 Oktober 2023. Dalam melakukan TMC, BNPB menyemai sebanyak 1.500 liter garam yang didatangkan dari Jakarta, yang difokuskan untuk wilayah Kabupaten Muarojambi, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Jambi bagian barat.
Melalui TMC tersebut, ia berharap dampak karhutla membaik. "Ketika memang masih dibutuhkan maka nanti Pak Gubernur meminta bantuan lagi ke BNPB untuk dilakukan TMC selanjutnya," kata dia.
BPBD Jambi juga mengklaim hingga saat ini penanganan karhutla di provinsi itu masih terkendali. Adapun luasan terbakar mencapai 1.025 hektare dengan area terluas di Batanghari, Sarolangun, dan Tebo.