New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dipicu jatuhnya imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh 5,021 persen sebelum akhirnya turun. Turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS membuat pasar bertaruh adanya peluang kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih rendah dan membuat dolar AS tidak diminati.
Pergerakan di pasar valuta asing tidak begitu terlihat pada awal pekan karena para pedagang menunggu beberapa peristiwa minggu ini, termasuk pertemuan Bank Sentral Eropa, rilis data PDB AS dan ukuran inflasi pilihan The Fed.
Anggota Fed sekarang berada dalam periode blackout menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dimulai pada 31 Oktober.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar AS melemah menjadi 1,3682 dolar Kanada dari 1,3701 dolar Kanada pada sesi sebelumnya. Sementara itu, euro naik ke 1,0674 dolar AS dari 1,0592 dan pound Inggris menguat ke 1,2255 dolar AS dari 1,2158 dolar AS.
Dolar AS mencapai 149,5640 yen Jepang, lebih rendah dari 149,8590 yen pada sesi sebelumnya. Imbal hasil obligasi Pemerintah Jepang tenor 10 tahun mendekati 0,86 persen, tertinggi sejak 2013. Nikkei melaporkan bank sentral Jepang mempertimbangkan untuk mengubah program pengendalian kurva imbal hasil.
Dolar AS melemah menjadi 0,8910 franc Swiss dari 0,8918 franc Swiss, sedangkan dolar turun menjadi 10,9599 krona Swedia dari 10,9724 krona.