“Lingkungan hidup adalah aset yang sangat berharga bagi kita semua. Oleh karena itu, kita perlu menjaganya dengan baik,” kata Ganjar dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.
Ketujuh langkah konkret Ganjar-Mahfud untuk lingkungan hidup berkelanjutan, yakni kurangi emisi gas rumah kaca; harmoni hutan untuk keseimbangan; pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan; air untuk rakyat; adaptasi dan mitigasi krisis iklim, penerapan ESG dan KadarKlim atau kampung sadar iklim.
Ganjar saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah kerap meraih penghargaan pembinaan program kampung iklim (ProKlim) sejak 2017 hingga 2022. Pada 2021 berhasil memborong penghargaan Proklim 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) setelah mengungguli daerah lainnya.
ProKlim, kata Ganjar, adalah program yang digagas Kementerian LHK sejak 2012 ini didesain untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Seperti melakukan rehabilitasi, mengolah sampah, memanfaatkan kotoran ternak untuk biogas, dan melakukan penampungan air hujan.
Setelah sukses melaksanakan di Jawa Tengah, Ganjar akan membawa konsep ProKlim ke Indonesia melalui KadarKlim.
Sebab, kata dia, pelibatan masyarakat secara aktif sangat diperlukan untuk bersama-sama mengatasi perubahan iklim dan menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Ganjar berharap, langkah konkret lainnya yang termaktub dalam visi misinya sebagai calon presiden bersama Mahfud MD yang menjadi calon wakil presiden dapat membantu mewujudkan Indonesia yang hijau, bersih, dan lestari.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan hidup.
“Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik, menghemat air, dan menanam pohon. Dengan upaya bersama, kita dapat mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik untuk kita semua,” kata Ganjar.
Berikut rincian 7 langkah kongkrit Ganjar-Mahfud ciptakan lingkungan berkelanjutan:
- Kurangi emisi gas rumah kaca. Langkah ini dilakukan dengan memelihara hutan, pemangkasan polusi udara dari emisi kendaraan dan industri, pembatasan penggunaan plastik, serta transisi energi menuju net zero emission (NZE).
- Harmoni Hutan untuk Keseimbangan. Moratorium deforestasi dan mempercepat reforestasi, reboisasi, restorasi, dan rehabilitasi. Meningkatkan konservasi kawasan hutan sebagai sumber pangan lokal, obat-obatan herbal, air, oksigen, fungsi klimatologis, dan layanan alam bagi kehidupan masyarakat di sekitar hutan.
- Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan. Revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS), danau, pengembangan kota hijau, industri hijau, dan gerakan kesadaran gaya hidup bebas sampah, serta penerapan regulasi ketat terhadap perusakan lingkungan. Sehingga, indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) berada pada kisaran 74-76.
- Air untuk Rakyat. Mempercepat penyediaan air bersih yang merata di seluruh pelosok negeri melalui percepatan penyediaan sarana dan prasarana dasar air bersih/minum, penerapan teknologi pemurnian dan desalinasi, pengelolaan konservasi sumber daya air, dan penguatan infrastruktur daya tampung air serta pemanfaatan daur ulang air.
- Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim. Penghijauan wilayah pesisir, ruang terbuka hijau memadai, mitigasi bencana, serta transportasi umum yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan diikuti penerapan teknologi digital bagi petani dan nelayan.
- Penerapan ESG. Pengintegrasian penilaian risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance/ESG) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem ekonomi dan sistem keuangan.
- KadarKlim – Kampung Sadar Iklim. Program promotif di tingkat kampung untuk menahan laju perubahan iklim, dengan fasilitas sanitasi dan drainase yang baik, ruang terbuka hijau, kawasan pejalan kaki, fasilitas publik, dan pengelolaan sampah yang terintegrasi.