Jakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan MER-C Indonesia menyampaikan bahwa terdapat 12 relawan MER-C Indonesia yang masih tertahan di Gaza Selatan, karena pintu perbatasan Rafah ditutup akibat serangan militer Israel di Rafah, Gaza Selatan.
"Jadi ada sembilan tenaga medis dan tiga orang tenaga non medis ya," kata Kepala Tim Medis Darurat MER-C Indonesia Arief Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Dia merinci bahwa 12 orang relawan tersebut terdiri dari satu dokter spesialis bedah plastik, satu dokter spesialis bedah ortopedi, satu dokter spesialis kedokteran keluarga, satu dokter umum, dan empat perawat, ditambah dengan tiga staf non medis, dan satu bidan.
Menurut Arief Rachman, penutupan pintu perbatasan Rafah telah membuat alur keluar-masuk tim kemanusiaan menjadi terganggu.
Tim relawan tersebut, seharusnya kembali ke Kairo karena tugas mereka di Gaza Selatan telah selesai.
Pihaknya menerangkan bahwa di Kairo saat ini ada tim MER-C Indonesia yang bersiaga, mereka akan masuk ke Rafah bila situasi di perbatasan membaik.
"Katakanlah ke depan kemudian terjadi gencatan senjata permanen, situasi kondusif maka kemudian tim ini bisa bergerak masuk ke Rafah. Atau kalau kemudian sampai visa habis ternyata kondisi tidak menentu, tidak memungkinkan buat masuk (ke Rafah) maka tim ini kembali ke Indonesia," kata Arief Rachman.
Tim relawan di Kairo ini berjumlah tujuh orang, terdiri dari satu dokter spesialis kandungan, satu dokter spesialis bedah, satu dokter spesialis anestesi, satu dokter umum, satu dokter gigi, dan dua perawat.