Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup meningkat seiring pasar menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah menanjak 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.698 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.705 per dolar AS.
“Pasar masih menantikan data penting lainnya seperti data indikator inflasi AS nanti malam dan data tenaga kerja AS versi pemerintah besok malam untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ariston menuturkan data ekonomi AS yang dirilis semalam menunjukkan hasil yang beragam. Di satu sisi, data tenaga kerja versi ADP bulan Oktober 2024 menunjukkan penambahan jumlah di atas proyeksi yang artinya bagus.
Data tenaga kerja AS versi ADP mencatatkan penambahan 233 ribu perkerjaan, lebih bagus dibandingkan perkiraan 110 ribu pekerjaan.
Tapi di sisi lain, data PDB AS untuk kuartal III-2024 menunjukkan pertumbuhan di bawah ekspektasi pasar dan terlihat komponen harganya juga menurun. PDB AS pada periode tersebut hanya tumbuh sebesar 2,8 persen, lebih rendah dari perkiraan 3 persen.
Dari data-data di atas, bank sentral AS atau The Fed kemungkinan akan mengambil kebijakan pemangkasan yang lebih kecil pada rapat berikutnya di Desember 2024 sehingga masih ada peluang dolar AS untuk menguat terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah, ditambah dengan sentimen lainnya seperti ketegangan Timur Tengah dan peluang kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS November 2024.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis naik ke level Rp15.705 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.732 per dolar AS.
Rupiah meningkat seiring pasar tunggu rilis data inflasi AS
Kamis, 31 Oktober 2024 17:02 WIB
Pasar masih menantikan data penting lainnya seperti data indikator inflasi AS nanti malam...