Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat bahwa stok pupuk nasional pada penghujung 2024 mencapai 1.497.507 ton, sehingga diharapkan dapat mencukupi kebutuhan para petani menjelang musim tanam perdana pada 2025.
“Kami berkomitmen memastikan stok pupuk tersedia sesuai alokasi yang ditentukan dan distribusi pupuk berjalan lancar agar petani dapat memanfaatkan pupuk tersebut tepat waktu,” kata Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan stok pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor guna mewujudkan swasembada pangan nasional.
Berdasarkan data per 27 Desember 2024, ia menuturkan bahwa jumlah pupuk bersubsidi yang dimiliki Pupuk Indonesia mencapai 1.069.208 juta ton.
Stok tersebut terdiri dari pupuk jenis urea sebanyak 544.295 ton, NPK sebesar 472.234 ton, NPK Formula Khusus sebesar 16.843 ton, dan organik sebesar 35.836 ton.
Sedangkan ketersediaan pupuk nonsubsidi sebanyak 428.299 ton yang terdiri dari urea sebesar 355.982 ton dan NPK sebesar 72.318 ton.
Terkait penyaluran pupuk bersubsidi, Tri menyampaikan bahwa pihaknya telah menyalurkan 7.312.584 ton pupuk bersubsidi hingga 27 Desember lalu, terdiri dari 3.694.778 ton urea, 3.570.960 ton NPK, dan 46.845 ton pupuk organik.
“Atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2024, PT Pupuk Indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, dan kota, serta Pokja Pupuk dan stakeholder pupuk bersubsidi yang telah mendukung kelancaran distribusi untuk petani Indonesia,” ujarnya.
Melihat kinerja perseroan yang baik sepanjang 2024, ia mengatakan bahwa pihaknya optimistis untuk dapat memenuhi kebutuhan stok pupuk nasional pada 2025.
Pemerintah telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi pada 2025 mencapai 9,55 juta ton dengan alur distribusi langsung ke petani sehingga lebih sederhana.
“Pupuk Indonesia siap menyalurkan pupuk bersubsidi dengan tepat jumlah dan tepat waktu pada 1 Januari 2025, sebagaimana arahan dari pemerintah,” ujar Tri.
Pihaknya memiliki 516 gudang lini II tingkat provinsi dan lini III tingkat kabupaten atau kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan kapasitas total mencapai 2,89 juta ton sebagai fasilitas pendukung distribusi pupuk bersubsidi.
Infrastruktur distribusi produk-produk Pupuk Indonesia juga didukung oleh 256 jasa ekspedisi truk, 125 kapal, dan 142 trayek pelayaran.
Perseroan juga terus mengoptimalkan aplikasi Integrasi Pupuk Bersubsidi (iPubers) yang telah diterapkan pada 27 ribu kios di seluruh Indonesia untuk memastikan penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran.
“Kami tentunya sudah menyiapkan stok pupuk bersubsidi yang siap ditebus oleh petani yang datang membawa KTP dan sudah terdaftar di sistem e-RDKK (Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Semua petani yang memenuhi syarat tersebut dapat langsung menebus pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang telah ditentukan,” katanya pula.