Jakarta (ANTARA Jambi) - Maraknya aksi buruh dengan melakukan mogok kerja untuk menyampaikan tuntutannya mengancam keberadaan investor asing untuk menarik investasinya dari Indonesia.
"Beberapa investor asal Korea Selatan sudah mau pergi, namun kita masih menahan mereka," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi di Jakarta, Selasa.
Sofyan mengatakan, saat ini investor Korea tersebut merupakan investor yang menggunakan sistem padat karya khususnya yang bergerak di bidang industri sepatu, garmen, komponen elektronik, dan lainnya.
"Kita mengharapkan buruh mampu berpikir dengan baik, jangan melakukan hal-hal yang merugikan perekonomian kita, jika terus seperti ini, kita akan susah untuk menarik investasi masuk," kata Sofyan.
Ia mengatakan, para pengusaha menuntut pemerintah untuk bisa menciptakan keamanan dan kepastian hukum agar iklim investasi yang ada di Indonesia bisa terus terjaga.
"Kita tidak bisa terus-terusan seperti ini, bisa-bisa gulung tikar," ujar Sofyan.
Menurut Sofyan, mogok kerja merupakan hak serikat pekerja, namun harus dipikirkan dengan baik agar tidak merusak iklim investasi dan juga mengancam keberadaan investor yang ada di Indonesia.
"Sementara untuk pengusaha domestik, mereka memilih pindah ke Jawa Tengah," kata Sofyan.
Terancammnya keberadaan investor asing di Indonesia tersebut akibat dari rencana para buruh yang akan melakukan aksi mogok nasional secara besar-besaran pada 31 November sampai 1 Oktober 2013.
Dalam aksi mogok nasional tersebut, diperkirakan kurang lebih sebanyak tiga juta buruh yang akan melakukan aksi di 20 provinsi dan 150 kabupaten kota, dan menuntut kenaikan upah hingga Rp3,7 juta per bulan dan menghapus sistem kerja outsourcing.
Aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan para buruh yang menganggap gagalnya perundingan antara pemerintah, pengusaha dan para buruh itu sendiri.(Ant)