Jambi (ANTARA Jambi) - Tim SAR hingga kini belum berhasil menemukan Setiawan Maulana asal Bekasi, Jabar, yang hilang sejak 27 Desember 2014 saat mendaki Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci.
Pencarian yang sudah dilakukan tim SAR selama hampir tiga minggu hasilnya masih nihil, padahal tim sudah menyisir hampir seluruh lokasi yang diperkirakan tempat hilangnnya Setiawan, mulai dari pintu Rimbo di kaki gunung hingga ke puncak, kata pemandu pendakian Gunung Kerinci dari komunitas Jelajah Kerinci yang terlibat sebagai anggota tim SAR pada pencarian itu, Yuda Karsana di Jambi, Jumat.
Ia menjelaskan, dalam upaya pencarian tersebut telah melibatkan sedikitnya 31 orang dari tim SAR dan sukarelawan dari warga desa-desa setempat, namun masih belum mendapatkan hasil.
"Kita bahkan pada pencarian pekan terakhir, tim SAR dibantu aparat dan peralatan TNI dari Kodim Kerinci serta Wanadri Padang, tapi belum menemukan tanda keberadaan rekan Setiawan," kata Yuda.
Tim pencari bahkan sudah menyisir kawasan Lembah Dewa berupa jurang sedalam tujuh meter yang sebelumnya dilaporkan sempat terdengar ada sahutan bernada lemah dari dasar jurang, namun ketika dituruni oleh tim SAR dari TNI dan Wanadri tidak ditemukan adanya tanda-tanda keberadaan korban.
Sebenarnya pihak Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB TNKS) sudah menginstruksikan penghentian pencarian, namun pihak keluarga korban bersikeras agar pencarian dilanjutkan sampai ditemukannya Setiawan, bahkan pihak keluarga menyatakan bersedia membiayai operasi pencarian tersebut, katanya.
Kasus hilangnya pendaki di Gunung Kerinci memang sudah sering terjadi, terhitung sejak 1983 setidaknya hingga kini telah tercatat delapan kali kasus pendaki hilang di gunung api tertinggi di Indonesia dan gunung tertinggi di Sumatera tersebut.
Pada tahun 1983, seorang pendaki bernama Adi Permana hilang dan jenazahnya berhasil ditemukan, lalu pada 1991 seorang pendaki bernama Yuda Santhika dinyatakan hilang dan hingga kini jenazahnya tak pernah ditemukan, bahkan di area yang diduga tempat hilangnya telah didirikan tugu yang didedikasikan pada sang pendaki yakni Tugu Yuda.
Setelah itu, pada 1997 dua orang pendaki yakni Dadang dan Nanang dinyatakan hilang dan hingga kini jasad keduanya juga tidak pernah ditemukan, selanjutnya survivor dari Swiss juga hilang dan tak ditemukan, serta pada 2003 diketahui tiga orang pendaki dari Jakarta Utara yakni Wiwin, Tedi dan Aloysius juga hilang namun tim SAR berhasil menemukan jenazahnya.
Hampir semua pendaki yang hilang itu dari luar daerah, karena itu sebaiknya para pendaki dari luar daerah mempergunakan jasa pemandu mengingat tantangan alam di jalur pendakian Kerinci sangat ekstrim dan berbahaya bagi mereka yang tak mengenalnya, tambah Yuda.(Ant)