Jakarta, Antarajambi.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat sebesar 20 poin
menjadi Rp13.523 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.543 per dolar
Amerika Serikat (AS).
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa
mengatakan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang membuka transaksi swap
lindung nilai dalam mata uang non dolar AS untuk mata uang euro menjadi
salah satu sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.
"Kebijakan Bank Indonesia bisa menstabilkan volatilitas rupiah,
diharapkan dampaknya positif ke depannya," kata Lukman Leong.
Ia menambahkan bahwa apresiasi rupiah juga dipicu faktor teknikal
setelah dalam beberapa hari terakhir ini dolar AS mengalami apresiasi
menusul kebijakan pemangkasan pajak yang disetujui senat Amerka Serikat.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah relatif terbatas di
tengah kabar pengganti Ketua Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed Janet
Yellen yang masih bervariasi. Di sisi lain, pada pekan ini pelaku pasar
juga sedang menanti data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat.
Sementara itu,Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra
menambahkan bahwa Kevin Warsh disebut sebagai kandidat ketua The Fed
yang mendukung pelonggaran peraturan fiskal dan pemotongan pajak.
"Namun, pasar menjagokan John Taylor sebagai favorit Ketua The Fed
yang mendukung pengetatan fiskal, kondisi itu yang membuat depresiasi
dolar AS tertahan," kata Ariston Tjendra.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa
(24/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.529
dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.535 per dolar AS.
Rupiah Selasa sore menguat ke Rp13.523
Selasa, 24 Oktober 2017 17:49 WIB