Jambi (Antaranews Jambi) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan cabang Jambi mulai mengoptimalkan agen Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai) ketenagakerjaan untuk menjaring kepesertaan dari pekerja sektor informal dan perusahaan mikro.
"Saat ini agen Perisai di Jambi jumlahnya 10, dan tugas Perisai tersebut merekrut pekerja sektor informal/bukan penerima upah dan usaha mikro," kata Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jambi, Septy di Jambi, Senin.
Selain merekrut pekerja sektor informal dan usaha mikro, keberadaan agen Perisai di Jambi itu juga menjalankan fungsi edukasi, sosialisasi dan konsultasi pada jaminan sosial khususnya ketenagakerjaan.
"Sebelum terjun ke lapangan, agen Perisai juga kita edukasi terlebih dahulu supaya mereka bisa memahami tugas mereka," kata dia.
Menurut Septy, agen Perisai mempunyai batasan dalam menambah kepesertaan jaminan sosial bagi pekerja sektor informal dan usaha mikro yang terdaftar menjadi kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan di Jambi.
"Agen Perisai juga punya batasan untuk menambah kepesertaan, jadi tidak melebihi 100 persen dari target seluruh kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan di Jambi," ujarnya.
Di Jambi kemungkinan kata Septy, akan ada penambahan jumlah agen Perisai terutama untuk ditempatkan pada setiap kantor cabang pembantu (KCP) BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di sejumlah daerah di Jambi.
Melalui agen Perisai tersebut diharapkan masyarakat dapat mengenal Perisai lebih luas sehingga masyarakat pun tidak ada keraguan untuk bergabung menjadi peserta jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.
Perisai tersebut merupakan inovasi BPJS Ketenagakerjaan untuk memperluas cakupan kepesertaan dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan melalui sistem keagenan untuk melindungi pekerja informal dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Perisai yang diluncurkan BPJS Ketenagakerjaan itu mengacu pada konsep Sharoushi dan Jimmikumiai dari Jepang, yang disempurnakan dengan pemanfaatan teknologi informasi berbasis digital untuk kemudahan operasional dan meminimalisir risiko terjadinya penyimpangan dan kecurangan (fraud).
Dengan dukungan sistem teknologi informasi tersebut, Perisai dapat diakses melalui handphone untuk merekrut peserta, dan kinerjanya dapat dipantau secara real time.***