Jakarta (ANTARA) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memprediksi sejumlah serangan siber yang akan terjadi pada 2020, salah satunya ransomware, jenis perangkat perusak yang dirancang untuk menghalangi akses kepada sistem komputer atau data.
"Prediksi tahun 2020, ransomware masih akan meningkat," ujar Direktur Proteksi Infrakstruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Agung Nugraha, dalam "Forum Diskusi Telematika Akhir Tahun 2019" di Jakarta, Senin.
Ransomeware, menurut Agung, juga menjadi serangan siber yang paling banyak terjadi selama 2019.
"Masih banyak celah di website Indonesia itu belum secure. Penipuan fraud untuk digital economy masih jadi tren. Ransomeware makin meningkat," kata dia.
Selain itu, Agung memprediksi akan terjadi serangan dalam operasi teknologi di bidang infrastruktur strategis. Kemudian, dalam hal Internet of Things (IoT) yang semakin terkoneksi, sektor perbankan menjadi potensi serangan yang harus diantisipasi.
Tidak hanya itu, seiring dengan transformasi digital yang sedang dilakukan oleh banyak perusahaan, layanan komputasi awan atau cloud juga disebut menjadi potensi serangan siber.
"Ada kejahatan yang sudah menggunakan Artificial Intelligence AI, dan tentunya AI harus dilawan dengan AI, akan menjadi tantangan sendiri," ujar Agung.
Baca juga: Kaspersky deteksi lebih dari 100 juta serangan pada perangkat pintar
Baca juga: Kepala BSSN: Serangan siber terorganisir, bisa juga tidak
Potensi serangan siber pada 2020 menurut BSSN
Senin, 23 Desember 2019 16:19 WIB