Jambi (ANTARA) - Program Studi (Prodi) Seni, Drama, Tari dan Musik (Sendratasik) Universitas Jambi (Unja) meluluskan tiga mahasiswa konsentrasi penciptaan musik.
Ketiga mahasiswa tersebut lulus dengan menciptakan karya musik yang dipertunjukan pada pukul 20.00 WIB di Aula Rektorat Kampus Mendalo, Sabtu (11/1) beberapa waktu lalu.
Aula yang sebenarnya tempat pertemuan, disulap menjadi panggung pertunjukan. Sebagian ruangan aula ditutup menggunakan kain hitam, dan di samping, depan, dan atas panggung terlihat lighting warna-warni, serta kursi penonton telah disusun rapi.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan membacakan peraturan pertunjukan, lalu membacakan sinopsis dari karya musik pertama yang diciptakan oleh Muhammad Ardi Muharram. Karya ini berjudul The Massage of Kelintang. Karya ini terinsiprasi dari permainan alat musik kelintang perunggu yang berasal dari Tungkal.
"Pengkarya melihat secara tekstual bahwa instrumen kelintang ini memiliki pola ritmis dan melodis yang sangat mungkin dapat dikembangkan dan divariasikan. Sedangkan secara kontekstual, instrumen kelintang dijadikan oleh masyarakat Tungkal sebagai penanda akan adanya acara pernikahan. Biasanya kelintang dimainkan malam hari bertepatan dengan pertunjukan Tari Inai masyarakat Melayu Timur di Tungkal Ilir," kata Prof Mahdi dalam keterangannya seperti dikutip dari laman resmi Unja.
Pada bagian awal, karya ini diawali oleh permainan kelintang perunggu. Setelah beberapa saat disambut oleh ritmik gendang melayu. Kira-kira 2 menit, kedua instrumen tersebut perlahan-lahan mengecilkan intensitas bunyinya hingga tak terdengar.
Lalu dilanjutkan dengan permainan istrumen marimba, dimana pola ritmik yang dimainkan mengimitasi dari ritmik kelintang. Sementara marimba memainkan ritmiknya, instrumen contra bass, flute, viola, violin, juga memainkan melodinya.
"Pada karya ini, Ardi mencoba bermain-main dengan mengksplorasi ritmis serta melodis. Dasar pijakannya adalah instrumen kelintang. Selain itu penggunaan bunyi-bunyi atonal juga terdengar pada karya ini, serta pada beberapa bagian terlihat antar isntrumen musik bermain saling bersahut-sahutan (interlocking)," kata Mahdi.
Selanjutnya karya musik kedua berjudul Sound of Air Balian. Karya musik ciptaan Muhammad Alfath ini berangkat dari ide tentang media air yang digunakan oleh balian (serupa dukun) untuk mengobati pasien dalam ritual Aseak Beubat di Kerinci.
Prodi Sendratasik saat ini memiliki dua minat yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Dua minat tersebut adalah pengkajian dan penciptaan seni. Jika mahasiswa memilih minat pengkajian seni maka tugas akhirnya berupa skripsi. Sedangkan minat penciptaan seni, tugas akhirnya adalah berupa karya seni, baik drama, tari, ataupun musik.
Karya seni yang diciptakan oleh mahasiswa sendratasik melalui proses yang cukup panjang. Sebelum membuat karya, mahasiswa diwajibkan melakukan riset terhadap ide ataupun objek yang hendak digarap. Riset inipun tidak sebentar, karena mahasiswa dituntut untuk memahami, mendalami dan mengeksplorasi ide atau objek yang diminati. Setelah itu barulah mahasiswa dapat menentukan bentuk dan mulai menyusun karya seninya, tentu dengan bimbingan para dosen pembimbing.
Sejauh ini, prodi Sendratasik telah meluluskan empat sarjana seni dengan minat tugas akhir penciptaan musik. Jadi, syarat kelulusan tidak hanya dengan membuat skripsi, namun juga bisa dalam bentuk benda, hasil karya (seni, inovasi, tepat guna) dan lain-lain. Disisi lain, masyarakat juga dapat merasakan dampaknya secara langsung.(Humas Unja/Amor Seta Gilang Pratama)
Awal 2020, Prodi Sendratasik Unja luluskan tiga mahasiswa
Jumat, 24 Januari 2020 11:24 WIB