Canberra (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa generasi muda menjadi jangkar kemitraan antara Indonesia dan Australia khususnya pada 2050 saat hubungan diplomatik kedua negara memasuki usia 100 tahun.
Baca juga: Presiden Jokowi di hadapan parlemen Australia: "Good day mate"
Presiden Jokowi adalah kepala negara ke-12 yang diberikan kesempatan bicara di hadapan parlemen dalam sejarah Australia dan menjadi yang pertama untuk berbicara pada 2020.
Selama sekitar 16 menit, Presiden Jokowi menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia di hadapan dua kubu parlemen yaitu dari koalisi Partai Liberal dan koalisi Partai Buruh. Sebelum Presiden berpidato, Ketua Partai Liberal sekaligus PM Australia Scott Morrison serta Ketua Partai Buruh Australia Anthony Albanese juga menyampaikan pidato mengenai Indonesia dan sosok Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi gerak cepat implementasikan IA CEPA
Presiden Jokowi pun menawarkan konsep "Ausindo wave" bagi generasi muda kedua negara.
"Saya ingin menawarkan 'Ausindo Wave', Australia-Indonesia Wave bagi generasi muda Indonesia dan Australia. Kita harus tawarkan tren kedekatan Indonesia-Australia kepada generasi muda, menggelorakan kecintaan generasi muda Australia kepada Indonesia, dan sebaliknya, kecintaan generasi muda Indonesia kepada Australia," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Joko Widodo santap malam dengan PM Scott Morrison
Presiden Jokowi meyakini bahwa generasi muda saat ini akan menjadi pemimpin masa depan.
"Investasi pada generasi muda akan memperkokoh kemitraan Indonesia dan Australia ke depan. Kita sudah memiliki modal yang besar. Saat ini, terdapat 160 ribu siswa Australia belajar bahasa Indonesia dan 21 ribu pemuda Indonesia belajar di Australia," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Indonesia dapat apresiasi karena bantu penanganan karhutla Australia
Jika hal itu terus dilakukan maka Kemitraan Indonesia-Australia pada tahun 2050 atau tepat satu abad umur kemitraan kedua negara akan bermanfaat bukan saja bagi rakyat kedua negara, tetapi juga bagi dunia.
"Kaum muda Australia dan Indonesia memiliki kesamaan. Indonesia saat ini memasuki bonus demografi, jumlah anak muda usia 16-30 tahun sebanyak 63 juta atau 24 persen dari total populasi. Kebanyakan mereka berwawasan global ingin berkolaborasi untuk berinovasi," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi: IA-CEPA tingkatkan keterbukaan perdagangan-investasi
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia sekarang memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn yang dimotori oleh anak-anak muda.
"Anak muda Indonesia dan anak muda Australia terbentuk oleh nilai yang sama. Sama-sama hidup di alam yang demokratis, familiar dengan Netflix, Instagram, Facebook, dan saling aktif bertukar pikiran lintas negara. Hal ini yang menjadi fondasi nilai yang kuat dalam menjalin persahabatan masa kini dan masa depan," kata Presiden Jokowi.
Persahabatan yang tulus itu menjadi modal bagi kedua negara dan tentu dapat bermanfaat bagi dunia secara keseluruhan.
"Saya ingin mengutip musisi Jimmy Little, artis Aborigin Australia 'We are all gifted with the opportunity to succeed. But you get further if you extend the hand of friendship'," kata Presiden Jokowi menutup pidatonya.