Purbalingga (ANTARA) - Hari pelaksanaan pesta demokrasi telah tiba, 9 Desember 2020 adalah saatnya warga ikut menyukseskan gelaran pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak dengan menggunakan hak suara.
Tempat pemungutan suara telah siap menyambut warga, protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 juga sudah dipersiapkan sedemikian rupa, karena sejatinya perlindungan kesehatan jadi prioritas yang sangat utama.
Begitu pula dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, hingga menjelang waktu pencoblosan terus memastikan persiapan penerapan protokol kesehatan telah berjalan sesuai dengan aturan yang ada.
Baca juga: Firli: Hakordia dan Pilkada 2020 momentum bangun kesadaran antikorupsi
Ketua KPU Purbalingga Eko Setiawan menyampaikan pihaknya sudah mempersiapkan kewajiban penerapan protokol kesehatan, mulai dari mewajibkan pemakaian masker, penyediaan tempat cuci tangan, pemberian sarung tangan sekali pakai, pengukuran suhu dan lain sebagainya sesuai dengan PKPU Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pilkada Serentak dalam Kondisi Bencana Nonalam COVID-19.
"Kami juga telah mempersiapkan penyemprotan disinfektan secara berkala, mengatur jarak fisik antarpetugas dan pemilih, penyediaan tempat pembuangan sampah, sterilisasi paku yang akan dipergunakan untuk mencoblos surat suara hingga pemberian tanda khusus berupa tinta yang diteteskan ke salah satu jari pemilih usai memberikan hak suara," katanya.
Dia menyebutkan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga tahun 2020 ini daftar pemilih tetap berjumlah 743.546 orang yang terdiri dari 373.810 laki-laki dan 369.736 perempuan dengan jumlah TPS sebanyak 2.129 unit di mana jumlah pemilih pada masing-masing TPS dibatasi maksimal 500 orang.
Kondisi Cuaca
Sementara itu Anggota KPU Purbalingga Divisi Parmas, SDM dan Kampanye Andri Supriyanto menambahkan selain memastikan penerapan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19, pihaknya juga telah mempersiapkan skenario mitigasi guna mengantisipasi kendala cuaca seperti hujan deras, dan juga mengantisipasi terjadinya bencana seperti banjir.
Baca juga: Tujuh selebritas yang bertarung di Pilkada 2020 hari ini
Skenario itu diperlukan mengingat intensitas curah hujan di wilayah setempat terus mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir ini, sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi sebagai bagian dari upaya mitigasi.
Terlebih lagi, pada pekan sebelumnya, bencana banjir sempat melanda sejumlah desa di Kabupaten Purbalingga sehingga perlu kesiapsiagaan dalam rangka menghadapi berbagai kemungkinan terjadinya bencana.
Menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, bencana banjir sempat melanda sejumlah desa setelah hujan deras yang turun sejak Rabu (2/12), yang mengakibatkan Sungai Gringsing dan Sungai Klawing yang alirannya mengarah ke Sungai Serayu meluap.
Akibatnya ribuan rumah di delapan desa dari dua kecamatan yang ada di Purbalingga terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 20 hingga 100 sentimeter.
Delapan desa tersebut yaitu Desa Gambarsari, Desa Jetis, Desa Toyareka, Desa Muntang, Desa Kalialang, Desa Sumilir dan Desa Karangtengah Kecamatan Kemangkon. Selain itu Desa Toyareja, Kecamatan Purbalingga.
Bencana banjir yang terjadi satu pekan yang lalu itu telah menjadi catatan bagi semua pihak bahwa bencana bisa hadir kapan saja, termasuk juga saat hari pelaksanaan pilkada, sehingga langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan bencana telah menjadi perhatian utama.
Salah satu langkah antisipasi yang dilakukan KPU Purbalingga adalah meminta panitia pemungutan suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk menyiapkan lokasi TPS yang dekat dengan rumah-rumah warga.
Baca juga: 1.174.068 warga Semarang mencoblos di Pilkada hari ini
"Tujuannya agar warga tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk menjangkau TPS guna mengantisipasi cuaca hujan saat hari pelaksanaan pemungutan suara, selain itu berbagai persiapan lain juga telah dilakukan," katanya.
Dengan berbagai persiapan yang diupayakan demi suksesnya penyelenggaraan pilkada, pihaknya berharap tingkat partisipasi masyarakat akan mencapai target sesuai yang diharapkan.
Sejak jauh-jauh hari KPU Purbalingga telah menargetkan tingkat partisipasi pilkada pada tahun 2020 ini dapat mencapai 77,5 persen lebih. Sehingga upaya yang telah dilakukan menjadi ikhtiar tak putus guna mewujudkan hasil yang bagus.
Harapan, upaya dan berbagai langkah telah dilakukan tinggal menunggu peran aktif masyarakat di wilayah setempat untuk bersama-sama menjadi pemilih cerdas dan mewujudkan pilkada yang berkualitas.
"Kami kembali mengajak seluruh masyarakat di wilayah ini untuk ikut berperan aktif menyukseskan pelaksanaan pilkada dengan datang ke TPS serta menggunakan hak pilihnya, kami telah mempersiapkan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 dan mempersiapkan upaya mitigasi bencana," katanya.
Perlindungan Kesehatan
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga terus memastikan perlindungan kesehatan masyarakat dan suksesnya penyelenggaraan pilkada dapat berjalan dengan beriringan.
Baca juga: Pemprov Jatim kerahkan Tagana Ke TPS ingatkan protokol kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono mengingatkan bahwa disiplin penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan pilkada harus mutlak ditegakkan.
Masyarakat Purbalingga diingatkan untuk selalu mengingat langkah 3M saat menuju tempat pemungutan suara yaitu dengan memakai masker, menjaga jarak fisik dan juga rutin mencuci tangan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, kata dia, juga telah mempersiapkan berbagai hal dari sektor medis, guna mendukung kelancaran pelaksanaan pemungutan suara.
"Pada hari pemungutan suara kami siap siaga, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dipersiapkan jika nantinya ada keadaan darurat yang membutuhkan pelayanan kesehatan," katanya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengatakan kunci utama suksesnya penyelenggaraan pilkada saat pandemi COVID-19 adalah dengan benar-benar memastikan protokol kesehatan berjalan sesuai aturan.
Seluruh pihak harus memastikan penerapan protokol kesehatan dapat berjalan tanpa adanya pelanggaran sesuai skenario keamanan.
Hal itu sangat tepat karena salah satu upaya yang perlu menjadi perhatian bersama adalah bagaimana protokol kesehatan berjalan sesuai prosedur dan tidak boleh kendur.
Semua pihak, mulai dari penyelenggara hingga masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama, untuk saling mengingatkan agar masker selalu dikenakan, tangan dicuci dengan bersih secara berkala dan juga agar jarak selalu dijaga.
Baca juga: 1,8 juta warga Jember tentukan kepala daerah
Saat ini, pelaksanaan pilkada di depan mata, maka kini saatnya juga untuk berpartisipasi memberikan hak suara, sambil tetap mengawal penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya klaster pilkada.
Karena bagaimanapun, aturan sudah dipersiapkan dengan sangat rinci, tinggal masing-masing pihak harus saling mawas diri, bersama-sama menjadikan protokol kesehatan sebagai kunci, untuk saling melindungi.