Jakarta (ANTARA) - Sakit punggung merupakan masalah umum yang sering dialami oleh orang dewasa hingga lansia.
Laporan Mayo Clinic (2022) menyebutkan bahwa nyeri punggung sebenarnya dapat terjadi akibat aktivitas sehari-hari. Namun, nyeri punggung atau backpain juga bisa menjadi tanda munculnya penyakit serius. Oleh karena itu, nyeri yang muncul di area punggung sebaiknya tak boleh dianggap enteng. Terutama jika nyeri sudah menyebar ke area tubuh lainnya.
Sebagian besar nyeri di area punggung memang tidak berbahaya. Namun, ada beberapa penyebab dari rasa sakit di area punggung, di antaranya akibat tegangnya otot atau ligamen, demikian menurut keterangan pers Pain Center KL Klinik pada Rabu.
Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang sering mengangkat beban terlalu berat atau melakukan gerakan secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan otot punggung dan ligamen tulang menjadi tegang.
Meskipun bukan masalah kesehatan yang berbahaya, namun pada orang dengan kondisi fisik yang lemah, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri otot yang menyakitkan.
Salah satu penyebab sakit punggung adalah saraf terjepit.
Masalah saraf terjepit dapat terjadi ketika bantalan tulang menonjol keluar dari jalurnya, sehingga menekan saraf di sekitarnya. Ini dapat menyebabkan rasa sakit di area punggung, terutama punggung bawah.
Jika tidak segera ditangani, saraf "kejepit" ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Salah satu cara mendeteksi saraf terjepit adalah dengan pemeriksaan medis seperti CT Scan atau MRI serta berkonsultasi dengan dokter ahli.
Penyebab lain adalah radang sendi yang juga dikenal dengan nama osteoarthritis, masalah ini ditandai dengan munculnya rasa sakit di area punggung bawah karena terjadi peradangan.
Dalam beberapa kasus, radang sendi di area tulang dapat menyebabkan penyempitan ruang di sekitar sum-sum tulang belakang, sehingga muncul masalah stenosis/penyempitan. Oleh karena itu, radang sendi sebaiknya tidak boleh dibiarkan begitu saja.
Adapula nyeri punggung yang diakibatkan oleh osteoporosis yang rentan terjadi pada lansia berumur 50 tahun ke atas. Sering terkenal dengan nama masalah kesehatan degeneratif, atau masalah yang muncul seiring bertambahnya usia. Osteoporosis ini merupakan masalah tulang yang berbahaya karena tulang yang rapuh, rentan menyebabkan tulang menjadi cepat patah dan rentan terkena masalah lainnya.
Dokter Spesialis Anestesi dr. Ketut Ngurah Gunapriya dari KL Klinik menjelaskan bahwa nyeri dapat hilang beberapa hari dengan perawatan sederhana di rumah.
"Seperti mengistirahatkan area tubuh yang terasa nyeri dan mengompresnya dengan air dingin," katanya.
Namun, gejala nyeri yang datang secara berkepanjangan dan terus menerus biasanya harus ditangani dengan pengobatan secara medis karena dapat menjadi suatu tanda penyakit berbahaya.
Sejumlah tanda sakit punggung yang berbahaya di antaranya adalah: berlangsung selama berbulan bahkan menahun, nyeri yang terjadi sangat parah dan tajam, rasa sakit tak kunjung membaik, meskipun sudah melakukan perawatan di rumah.yeri menyebar dari satu anggota tubuh, ke anggota tubuh lain.
Selain itu, patut diwaspadai saat terasa ada sakit yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau menyebabkan anggota tubuh menjadi melemah.
Rasa nyeri di area punggung dibarengi dengan penurunan berat badan secara drastis atau nyeri yang terjadi berbarengan dengan demam atau terjadi masalah kesehatan lainnya.
Jika terjadi rasa nyeri punggung, maka langkah utama yang dapat penderita lakukan dalam mengidentifikasi nyeri di area punggung adalah dengan melakukan konsultasi dengan dokter.
Setelah berkonsultasi, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan medis untuk mendeteksi masalah utama dari nyeri. Pemeriksaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan CT Scan, MRI, hingga pemeriksaan lainnya. Setelah itu, dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat pada masalah nyeri yang pasien alami. Pengobatannya sendiri ada berbagai jenis seperti obat-obatan medis, terapi, hingga operasi.
Sebaiknya, setelah mengalami gejala nyeri yang tajam dan tidak menunjuKkan perbaikan setelah berminggu hingga berbulan-bulan di area punggung, berkonsultasilah bersama dokter spesialis.