Jakarta (ANTARA) - Suasana di markas Dana Moneter Internasional (IMF), Gedung HQ2 di 700 19th Street NW Washington DC, AS, pada pertengahan Oktober tampak lebih ramai dari hari-hari biasanya.
Di salah satu sudut lantai 1 gedung itu, tampak sebuah stand UMKM Indonesia yang tidak pernah sepi dikunjungi oleh para delegasi maupun pegawai di lembaga multilateral tersebut.
Keramaian terpusat di stand tersebut, karena pengunjung tertarik untuk melihat keunikan asal Indonesia, seperti kain tenun, baju batik maupun kerajinan lainnya, termasuk menikmati kopi asal Indonesia.
Rupanya kehadiran stand Indonesia di sela-sela pertemuan tahunan ini bukan tanpa alasan, mengingat pada saat yang sama juga berlangsung Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20.
Kebetulan, Indonesia sepanjang tahun mendapatkan amanah sebagai Presidensi G20 di 2022. Momentum ini dimanfaatkan betul oleh Bank Indonesia (BI) untuk memperkenalkan budaya, kuliner maupun produk UMKM sebagai bentuk diplomasi ekonomi kepada para delegasi berbagai negara.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kehadiran UMKM binaan sebagai bagian dari agenda Presidensi G20 telah menunjukkan keberagaman produk UMKM berkualitas yang ada di Indonesia kepada dunia.
Produk-produk UMKM, seperti kain tenun batik, juga tas aksesoris dan pakaian sangat digemari. Bahkan, baru dua hari ini sudah banyak yang habis, sehingga mereka sudah mengupayakan untuk menambah stok.
Tidak hanya itu, hal lain yang membuat Perry semringah adalah kehadiran pojok kopi asal Indonesia dengan cita rasa khas tersendiri yang juga diminati oleh para peserta. Rasa gurih kopi tersebut menjadi incaran untuk dinikmati di sela-sela penatnya kegiatan pertemuan tahunan.
Penguatan peran UMKM yang sudah dilakukan BI tidak hanya untuk mengenalkan produk-produk berkualitas Indonesia ke pasar luar negeri, tetapi juga sebagai upaya untuk pemberdayaan perempuan.
Selama ini, perempuan merupakan tulang punggung UMKM yang sangat berjasa dalam mendukung perekonomian karena mampu menyejahterakan keluarga serta mendidik anak-anak menjadi pilar bangsa.
Diplomasi ringan ini terbukti memberikan dampak positif kepada peserta yang hadir di Gedung IMF karena memberikan kesan yang baik terhadap Presidensi G20 Indonesia, tidak hanya cerita keluwesan kepemimpinan Indonesia di ruang sidang.
Produk unggulan
Sebelumnya, kehadiran stand UMKM serupa juga sudah muncul pada penyelenggaraan pertemuan FMCBG di Washington DC pada April 2022 dan Nusa Dua, Bali pada Juli 2022.
Tidak hanya itu, pengenalan UMKM Indonesia juga dilakukan BI di sela-sela penyelenggaraan Dubai Expo di Dubai, UAE pada Maret 2022. Pada kesempatan itu, BI memamerkan 72 UMKM binaan di Paviliun Indonesia.
Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Elsya MS Chani mengatakan pengenalan produk Indonesia ini menekankan pentingnya UMKM sebagai bagian dari agenda jalur keuangan G20 dalam semangat Recover Together, Recovery Stronger.
"BI mencoba memberikan exposure kepada UMKM agar lebih dikenal dan Presidensi G20 menjadikan kesempatan yang baik. Sejak awal pun sudah ada pengenalan delegasi dunia terhadap UMKM kita," kata Elsya.
Di dalam negeri, upaya BI tersebut sudah dilakukan juga melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang menjadi sarana pengenalan produk-produk dalam negeri bersama dengan pemangku kepentingan terkait.
Produk UMKM unggulan, seperti aksesoris, tekstil, pakaian jadi, pernak-pernik rumah tangga dan perhiasan ini juga sudah melalui proses kurasi ketat untuk menarik permintaan dan pembelian dari mitra usaha luar negeri.
Salah satu produk menarik yang tampil dalam stand ini adalah kain songket yang menggunakan pewarna alam serta bahan dasar dari jengkol. Produk UMKM asal Sumatera Selatan yang berharga jutaan rupiah ini telah memperoleh banyak peminat.
Saat ini, BI mempunyai kerangka kerja untuk pemberdayaan UMKM, seperti pembinaan untuk penguatan kapasitas serta aspek kelembagaan, agar UMKM dapat menciptakan diversifikasi produk yang lebih disukai konsumen.
BI juga menyiapkan UMKM agar lebih mampu untuk mendapatkan akses keuangan, salah satunya dengan mendidik UMKM agar mampu mencatat pengeluaran dan membuat laporan keuangan lebih tertata.
Selain mendorong akses pembiayaan dan edukasi literasi keuangan, BI ikut memberikan bantuan yang selama ini menjadi tantangan dalam pertumbuhan sektor UMKM seperti kesiapan teknologi digital dan akses pemasaran.
BI juga mengembangkan model bisnis sesuai dengan selera pasar UMKM serta melakukan penguatan kapasitas melalui bantuan kurator profesional. Kemudian juga kesiapan digital agar UMKM paham dengan potensi layanan keuangan.
Melalui Presidensi G20, BI memastikan inklusi keuangan dan pembiayaan UMKM sangat penting karena dapat mengurangi kesenjangan. Selain itu, penguatan akses pembiayaan kepada perempuan juga menjadi fokus utama karena dua pertiga UMKM di Indonesia dikelola perempuan.
Dengan pendampingan secara intens, BI mengharapkan UMKM yang menghasilkan berbagai produk unggulan ini dapat mentas di tingkat global, mengingat industri kreatif Indonesia mempunyai hasil karya berkualitas yang tidak kalah dengan produk serupa dari luar negeri.