Dinas Pertanian Kabupeten Mukomuko, Bengkulu, mencatat lebih dari seluas seratusan hektare lahan persawahan di Desa Teramang terbengkalai karena ketiadaan air irigasi.
"Kalau data yang kami punya ada seratusan hektare sawah yang potensi terbengkalai karena tidak ada air irigasi," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Elxandi Utria di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, petani di wilayah ini tidak bisa memanfaatkan seluas seratusan hektare sawah sejak Daerah Irigasi (DI) Teramang yang berada dekat dengan air terjun dalam kondisi rusak.
Ia menambahkan, dengan adanya bangunan irigasi rusak otomatis air yang berasal dari DI Teramang di wilayah ini tidak bisa mengalir ke sawah milik petani setempat.
"Kalau seandainya hujan jadi banjir kalau tidak hujan maka air irigasi tidak bisa sampai ke lahan persawahan milik petani di wilayah ini," ujarnya.
Terkait dengan rehabilitasi bangunan irigasi rusak tersebut, katanya, bukan menjadi kewenangan pemerintah daerah tetapi Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII.
Ia mengatakan, sebelumnya ada pertemuan dan pleno dengan BWS dan Instansinya sudah menyampaikan soal bangunan irigasi rusak dan minta dijadikan semacam isu strategis dalam mengambil kebijakan.
Ia menjelaskan, bahwa di wilayah Teramang itu kalau hujan wilayah ini banjir sementara potensi lahan persawahan di wilayah ini termasuk besar.
Kemudian ada sumber air dari air terjun di DI Teramang yang tidak bisa sampai atau tidak bisa maksimal masuk ke lahan persawahan milik petani di wilayah ini.
Untuk itu, ia minta, dengan kondisi bangunan DI Irigasi Teramang yang rusak dikaji lagi dan kalau memungkinkan sumber air masih bisa mengairi lahan persawahan di wilayah ini.
"Kita minta tolong bangunan Irigasi rusak di wilayah tersebut direhab agar petani bisa kembali menggarap sawahnya," ujarnya.