Jambi (ANTARA) - Tim gabungan Kejaksaan Agung bersama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi berhasil menangkap MPB terpidana kasus korupsi pembangunan jalan di Kabupaten Tebo, Jambi yang sempat buron beberapa waktu lalu.
Terpidana MPB (39) yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejari Tebo merupakan terpidana dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi berupa pengerjaan pekerjaan paket pengaspalan jalan tahun anggaran 2013 – 2015 dengan kerugian negara sebesar Rp1,5 miliar yang dihukum pidana lima tahun penjara, kata Kasi Penkum Kejati Jambi Lexy Fatharani, di Jambi Kamis.
Berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Jambi menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Jambi dengan menjatuhkan hukuman penjara terhadap terpidana MPB selama lima tahun penjara dan pidana denda Rp300 juta subsidair dua bulan kurungan namun sebelum menjalani hukuman yang bersangkutan kabur.
Selanjutnya berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor: 381/K/PID.SUS/2021 tanggal 19 Oktober 2021, menolak permohonan kasasi terpidana MPB.
Proses penangkapan terpidana di Jakarta pada Rabu (11/1) sekitar pukul 23:25 WIB bertempat di tempat persembunyiannya di Kelurahan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, tim Tangkap Buronan (Tabur) Kejaksaan Agung berhasil mengamankan buronan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal Kejaksaan Negeri Tebo.
Dalam proses pengamanan, terpidana tidak kooperatif dengan cara melarikan diri ke atas genting rumah warga sehingga menarik perhatian dan membuat amarah warga di sekitar rumahnya dan selain itu keluarganya juga tidak kooperatif dengan berupaya menghalangi tim mencari terpidana di sekitar rumahnya dan mengusir tim dari halaman rumahnya dengan alasan mengganggu kenyamanan pemilik rumah.
Terpidana MPB diamankan karena ketika dipanggil untuk dieksekusi menjalani putusan tidak datang memenuhi panggilan yang sudah disampaikan secara patut dan oleh karenanya terpidana dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Setelah berhasil diamankan, tim langsung membawa terpidana menuju ke Jambi dan langsung ke Kejaksaan Negeri Tebo untuk dilaksanakan eksekusi.
Melalui program Tabur Kejaksaan, Jaksa Agung meminta jajarannya untuk memonitor dan segera menangkap buronan yang masih berkeliaran untuk dilakukan eksekusi untuk kepastian hukum. Jaksa Agung mengimbau kepada seluruh Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan untuk segera menyerahkan diri dan mempertanggung-jawabkan perbuatannya karena tidak ada tempat yang aman bagi para buronan, kata Lexy.