Jambi (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mengharapkan keberadaan toko Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kabupaten Kerinci dapat membantu pengendalian inflasi.
"Mudah-mudahan toko TPID bisa mengendalikan harga di Kerinci karena masalah Kerinci itu bukan karena mahal atau murahnya, tapi fluktuatif yang sangat tinggi, itu membuat harga di Kerinci tidak terkendali," kata Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo di Jambi, Selasa.
Agus mengatakan keberadaan toko pengendalian inflasi di Pasar Siulak, Kerinci, juga menjadi acuan harga pangan di daerah setempat.
"Dengan toko TPID ini pedagang tidak bisa menaikkan harga seenaknya. Jadi, harapannya pedagang dan masyarakat untung karena harga tidak terlalu tinggi," katanya.
BPS mencatat pada Mei 2024, inflasi Provinsi Jambi secara tahunan sebesar 3,55 persen (yoy). Di Kabupaten Kerinci, inflasi tahunan pada Mei 2024 sebesar 4,74 persen (yoy).
Pada April 2024, inflasi tahunan di Kerinci sebesar 6,09 persen dan pada Maret sebesar 5,47 persen.
Angka inflasi ini, kata dia, terbilang tinggi karena berdasarkan target Bank Indonesia (BI), inflasi Jambi ditargetkan tahun ini mencapai 2,5 plus minus 1 persen atau antara 1,5-3,5 persen.
Agus mengingatkan Pemprov Jambi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah agar mewaspadai ke depan angka inflasi tersebut tidak naik.
Sebelumnya, Gubernur Jambi Al Haris mengatakan stok pangan di Kerinci masih aman, hanya saja tata niaga yang belum terkendali, sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
"Jadi inflasi di sini bukan karena stok, tapi tata niaga yang tidak terkendali, hukum pasar perdagangan cenderung menjual ke harga yang lebih tinggi, dan itulah yang menyebabkan harga tidak terkendali," katanya.
Ia pun mengatakan kehadiran toko TPID dapat menjadi penyeimbang harga di Kabupaten Kerinci.