Jambi (ANTARA) - Bulog Kanwil Jambi mencatat penyerapan gabah mencapai 393 ton setara beras sejak Januari sampai pertengahan Februari 2025 dari petani di daerah setempat.
Pimpinan Bulog Kanwil Jambi Ali Ahmad Najih Amsari di Jambi, Minggu, mengatakan gabah yang telah diserap ini berasal dari hasil pertanian di beberapa kabupaten setempat.
"Dari wilayah seperti Tanjung Jabung Barat, Tanjab Timur, Kerinci, Sungai Penuh, kemudian Bungo," katanya.
Sampai dengan April 2025, Bulog menargetkan dapat menyerap gabah petani sebanyak 879 ton setara beras.
Ali menyebutkan puncak panen diperkirakan pada Maret, sehingga saat ini Bulog masih melakukan penyerapan bertahap karena belum memasuki puncak panen
Ia memperkirakan, pada Maret mendatang akan menyerap lebih banyak gabah dari petani.
Dipastikan Bulog dapat melakukan penyerapan gabah dan beras petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru.
Beberapa daerah yang akan memasuki masa panen itu diantaranya Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Bungo, Batanghari, Kerinci.
Ali menjamin penyerapan gabah dan beras petani wilayah setempat dengan tetap memprioritaskan kualitas produk sehingga ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) tetap aman sepanjang 2025.
Ali menyebut kualitas gabah tetap menjadi prioritas selama proses penyerapan gabah dari petani ini, kualitas ini terkait kadar air, kadar hampa dan persyaratan kualitas untuk beras seperti kadar air,butir patah dan butir menir.
Pemenuhan kualitas gabah itu dibutuhkan mengingat gabah akan disimpan dalam kurun waktu tentu. Sehingga pihaknya harus memastikan gabah-gabah yang diserap Bulog ini memiliki standar kualitas yang baik.
Ali menyebut harga gabah yang dibeli Bulog ini jika Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dihargai Rp6.500 per kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di Gudang Bulog Rp8.200 per kilogram. Sementara untuk beras di Gudang Bulog dihargai Rp12 ribu perkilogram.