Sarolangun (ANTARA) - Bupati Sarolangun Hurmin terus konsisten dalam mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Sarolangun.
Hal itu dibuktikan dengan pertemuan bersama Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Provinsi Jambi. Yang berlangsung di aula Agro Modern BRMP Jambi, Minggu malam.
Pertemuan ini menandai langkah konkret dan kolaboratif dalam mengatasi defisit produksi beras yang selama ini membayangi kabupaten tersebut.
PJ Satgas Swasembada Pangan Provinsi Jambi Dr. Liferdi, menyampaikan bahwa Sarolangun masih defisit beras sebesar 19.787 ton.
Namun, jika indeks pertanaman (IP) naik dari 0,86 menjadi 2,08 dan produktivitas meningkat dari 4,12 ton/ha menjadi 4,52 ton/ha, kabupaten ini bisa memproduksi 20.585 ton beras, cukup untuk mendekati swasembada.
“Potensi ada, air dari 9 sungai besar melimpah. Tinggal bagaimana kita optimalkan lahan dan ubah pola pikir bertani,” ujar Liferdi.
Bupati Sarolangun Hurmin, mengatakan komitmen penuh untuk mengubah pola bertani masyarakat dari sekadar mencukupi kebutuhan, menjadi usaha produktif.
“Dengan edukasi, benih unggul, dan alat pertanian, kami siap bergerak cepat,” tegasnya.
Sekda Ir. Dedy Hendry, M.Si menyoroti potensi besar di lahan kering, termasuk 200 hektar padi gogo di Batin Lapan.
Namun, ia juga menekankan perlunya penyelesaian persoalan irigasi dan percepatan pendataan CPCL secara akurat.
Kepala BRMP Jambi, Firdaus, SP., M.Si, menegaskan bahwa perubahan pola pikir adalah kunci.
Menurutnya, petani di Jambi masih banyak yang bertani satu kali setahun untuk bertahan hidup.
“Saatnya bertani jadi usaha yang menguntungkan. Lahan IP 100 bisa jadi IP 200 bahkan 300. Tapi butuh dukungan teknologi dan tenaga teknis,” ujarnya.
Kepala Balai Juga mendorong penggunaan teknologi poligon untuk mendukung pendataan CPCL yang lebih cepat dan akurat.
Audiensi ini menjadi awal penting bagi Sarolangun untuk menapaki jalan sebagai lumbung pangan baru di Jambi dengan semangat kolaboratif dan transformasi pertanian yang menyeluruh.