Muaro Jambi (ANTARA) - Program Studi Magister Teknologi Industri Pertanian (MTIP) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jambi (UNJA) mengupas penguatan ekosistem literasi halal agroindustri Indonesia.
Hal itu dibahas lewat gelaran webinar bertema “Sinergi Regulasi dan Riset: Penguatan Ekosistem Halal Agroindustri Indonesia Menuju Wajib Halal 2026”, berlangsung secara daring melalui Zoom dan YouTube Live, kata Humas UNJA Tri Imam Munandar, di Jambi Senin.
Webinar ini bertujuan meningkatkan pemahaman sivitas akademika dan masyarakat terkait penguatan ekosistem halal serta kesiapan menghadapi implementasi wajib halal pada 2026. Seiring meningkatnya kebutuhan produk halal, Indonesia dituntut memperkuat ketersediaan bahan dan rantai pasok halal khususnya di sektor agroindustri.
Dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa didorong berperan aktif melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat hingga mulai dari penguatan literasi halal, pendampingan Proses Produk Halal (PPH), hingga penelitian deteksi bahan non halal dan pengembangan sistem traceability berbasis teknologi digital.
Direktur Pascasarjana UNJA, Prof. Dr. Dra. Muazza, M.Si., menyampaikan apresiasi dan dukungan UNJA.
“Saya mengapresiasi diselenggarakannya webinar dalam rangka literasi halal ini, serta UNJA mendukung penuh pengembangan riset halal dan implementasi kurikulum yang berkaitan dengan industri halal,” ujar Prof. Muazza.
Sementara itu Ketua pelaksana, Dr. Ir. Sahrial, M.Si., menyampaikan betapa pentingnya memperbaiki rantai nilai pangan dan sertifikat halal UMKM dan kita harus sadar bahwasannya memperbaiki rantai nilai pangan halal dari hulu hingga hilir sangatlah penting. Kita juga harus segera mendorong kecepatan sertifikat halal bagi UMKM yang ada di Jambi.
Webinar menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Sucipto, S.T.P., M.P., IPU., Ketua Center for Halal Ecosystem Development (HED) Universitas Brawijaya. Dalam paparannya, Prof. Sucipto menegaskan peran vital perguruan tinggi dalam mendukung Jaminan Produk Halal (JPH). Ia menyoroti pentingnya riset strategis, penguatan roadmap nasional, serta pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan untuk mempercepat traceability halal. Seluruh proses, menurutnya, harus dilandasi integritas dan nilai spiritual.
Acara diakhiri dengan sesi diskusi interaktif dan dokumentasi bersama. Melalui webinar ini, MTIP UNJA berharap kolaborasi lintas sektor semakin kuat dan seluruh pemangku kepentingan dapat lebih siap menyongsong penerapan wajib halal 2026.
