Denpasar (ANTARA Jambi) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat kanker sebagai pembunuh nomor dua di daerah itu setelah kardiovaskuler.
"Tahun ini saja sudah sekitar 1.500 kasus baru untuk kanker payudara dan kanker serviks telah terjadi di daerah ini. Kedua jenis kanker ini dari tahun ke tahun posisinya memang berkejar-kejaran," kata Kepala Dinkes Bali dr Ketut Suarjaya pada serah terima Gedung Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, Pemprov Bali dalam kegiatan pengendalian penyakit kanker juga memprioritaskan pada penanganan kanker payudara dan kanker serviks (leher rahim).
"Kegiatan tersebut dikembangkan dalam upaya deteksi dini secara efektif dan efisien seperti penggunaan metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada kanker leher rahim dan mengedepankan SADARI atau pemeriksaan sendiri pada kanker payudara," ucapnya.
Pada 2011, jumlah penderita kanker serviks yang harus menjalani rawat jalan sebanyak 204 orang dan rawat inap 212. Dari jumlah itu, 14 diantaranya berakhir dengan kematian. Demikian juga penderita kanker payudara, yang meninggal sebanyak 31 orang dari yang menjalani rawat jalan 198 dan rawat inap 404 orang.
"Itu baru jumlah pasien yang menjalani perawatan di puskesmas maupun rumah sakit pemerintah, belum termasuk yang menjalani perawatan di rumah sakit swasta," katanya.
Pihaknya juga mengembangkan pendekatan deteksi dini yang bertujuan menemukan kasus secepatnya agar lebih memungkinkan diobati dengan manajemen kasus yang komprehensif.
Gubernur berharap dengan diresmikannya Gedung YKI Cabang Bali, pengendalian kanker akan lebih komprehensif, ada tindakan preventif yang lebih nyata dan efektif untuk menekan terjadinya kanker.(Ant)