Malang (ANTARA Jambi) - Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, berhasil menciptakan sistem penyerap amonia dan hidrogen sulfida yang diberi nama "Nanotech Freshap".
Salah seorang mahasiswa pencipta nanotech freshap tersebut Ferrianto Dian di Malang, Rabu, mengatakan munculnya ide untuk membuat inovasi baru tersebut berawal dari bau kandang ayam yang menyengat.
"Pada saat kami melakukan praktikum di luar kelas (di kandang ayam), bau menyengat cukup mengganggu dan bagaimana caranya untuk menghilangkan bau tersebut. Akhirnya muncul ide untuk membuat alat dengan sistem penyerap amonia dan hidrogen sulfida," katanya.
Tiga mahasiswa pencipta nanotech freshap tersebut adalah Ani Atul Alif dari Fakultas Pertanian, Ferrianto Dyan Kwy dari Program Kedokteran Hewan dan M Rizatul Yunus dari Fakultas Teknik.
Nanotech freshap ciptaan ketiga mahasiswa tersebut mampu menyabet juara satu di ajang Green Ilmy Competition atau Kompetisi Gagasan Tertulis Bidang Teknologi Tepat Guna tingkat nasional yang diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 17-19 Mei 2013.
Ferrianto mengatakan alat tersebut berfungsi untuk menghilangkan kadar Amonia dan Hidrogen Sulfida.
Amonia dan Hidrogen Sulfida merupakan gas yang membuat kandang ayam menjadi bau dan menimbulkan polusi udara, bahkan gas itu juga dapat menurunkan bobot ayam serta bisa menimbulkan dampak penyakit zoonosis.
Ia menjelaskan purwa rupa nanotech freshap terbuat dari serbuk zeolit dan Calcium Chloride (garam) yang dikombinasikan dengan kertas filter ukuran 2.4 nano meter. Dalam praktiknya alat tersebut diletakkan di samping atau dipojok dinding kandang ayam.
"Semakin banyak kandungan Amonia dan Hidrogen Sulfida yang terserap, maka akan semakin hilang baunya, bahkan baunya bisa hilang hingga mencapai 80 persen," ucapnya.
Meski alat temuannya sudah berhasil diterapkan di peternakan di wilayah Sengkaling Kabupaten Malang, katanya, alat itu masih perlu dilakukan pengujian lebih dalam.
"Kami akan melakukan penelitian lebih lanjut dan detail untuk penyempurnaan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lebih luas lagi," ujarnya, menambahkan.(Ant)