Jambi (ANTARA Jambi) - Penjabat Gubernur Provinsi Jambi, Irman, menyatakan prihatin terkait anjloknya harga komoditas kelapa sawit yang kini berkisar Rp600-700 per kilogram.
"Informasi ini akan saya jadikan bahan. Saya akan panggil dan bicarakan masalah ini dengan Dinas Perkebunan," kata Irman, usai menghadiri pawai Kemerdekaan di Jambi, Selasa.
Dia menjelaskan, masalah harga memang harus ada intervensi pemerintah untuk menjaga kestabilan, namun harga juga tergantung dengan sistim perekonomian.
Selain itu, harga katanya juga tergantung permintaan dan penawaran, tapi pemerintah akan melihat perubahan-perubahan harga itu agar tidak merugikan petani.
"Ada dua hal yang menyebabkan turun naiknya harga, yakni kebijakan pemerintah dan pengaruh 'suplay' dan 'demand'. Jika Disbun sudah mengeluarkan harga dan implementasinya di lapangan masih rendah, itu nanti akan kita pelajari, akan kita bicarakan lagi," katanya.
Irman berharap harga sawit yang sudah ditetapkan dan dikeluarkan Disbun tersebut bisa diikuti di tingkat lapangan, sebab hal yang penting adalah implementasinya.
Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Budidaya, enggan berkomentar terkait anjoknya harga sawit. Dia mengaku pusing jika terus membahas harga tersebut. Sebab naik turun harga sawit berdasarkan pasar internasional. Dan harga sawit plasma memang lebih mahal dari sawit swadaya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Syahbandar mengatakan, turunnya harga komoditi kelapa sawit di Jambi tentu saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi petani kelapa sawit swadaya.
Sebab itu, dia berharap pabrik-pabrik kelapa sawit di Jambi harus transparan kepada petani kelapa sawit, dan mencari solusi bersama bagaimana harga sawit dengan kualitas petani tetap stabil.
"Kita minta pabrik-pabrik itu harus transparan, kalau perlu sampaikan juga, agar masyarakat dan petani tahu, apa yang menyebabkan harga sawit turun," katanya.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jambi periode 14 Agustus hingga 20 Agustus mendatang, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit plasma usia tanam tiga tahun ke atas mengalami penurunan Rp75 per kilogram dari Rp1.122/kg menjadi Rp1.047 per kilogram.
Sawit usia tanam empat tahun Rp1.112 per kilogram, usia tanam lima tahun Rp1.164 per kilogram, dan usia tanam enam tahun Rp1.213 per kilogram.
Kemudian harga TBS sawit usia tanam tujuh tahun Rp1.243 per kilogram, delapan tahun Rp1.269 per kilogram dan sembilan tahun Rp1.295 per kilogram.
Sedangkan untuk usia tanam sepuluh hingga 20 tahun, harganya hanya Rp1.334 per kilogram, usia tanam 21-24 tahun Rp1.293 per kilogram dan di atas 25 tahun Rp1.232 per kilogram.
Sementara harga inti sawit juga mengalami penurunan sebesar Rp238 per kilogram dari Rp3.964/kilogram menjadi Rp3.726 per kilogram, dengan Indeks K yang dipakai adalah 87,57 persen.
Harga TBS dan inti sawit di Jambi tersebut ditetapkan oleh tim perumus dalam rapat yang dihadiri pihak pengusaha sawit, koperasi maupun kelompok tani sawit setempat dan Dinas Perkebunan. (Ant)
Gubernur Jambi prihatin harga sawit anjlok
Selasa, 18 Agustus 2015 22:55 WIB
......Ada dua hal yang menyebabkan turun naiknya harga, yakni kebijakan pemerintah dan pengaruh 'suplay' dan 'demand'......