Pati (ANTARA Jambi) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
menyatakan materi yang disampaikan terhadap pasangan yang hendak menikah
perlu dipertegas agar kasus perdagangan anak bisa dikurangi.
"Pasangan yang hendak menikah perlu mengetahui tanggung jawab dan
risiko yang bakal dihadapi. Pelatihan pra nikah penting agar ketika
menjadi orangtua mereka bertanggung jawab penuh ketika nantinya memiliki
anak," kata Khofifah menanggapi maraknya perdagangan anak saat ditemui
usai menjadi pembicara pada kuliah perdana di Institut Pesantren
Mathaliul Falah Pati, Minggu.
Apalagi, kata dia, orang tua merupakan yang pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan perlindungan.
Menurut dia, perlu ada pengawalan supaya kurikulum pranikah menjadi lebih terang.
Biasanya, kata dia, pelatihan yang disampaikan di Kantor Urusan
Agama berkisar 1-2 jam, sedangkan di kalangan umat Katolik bisa mencapai
enam bulan.
Hasil survei yang dilakukan sebuah universitas negeri di Jateng di
dua kabupaten di Jateng, dijelaskan bahwa pelaku kekerasan terhadap anak
tertinggi dilakukan oleh ibu kandung.
"Kasus tersebut, tentunya tidak perlu terjadi ketika pranikah sudah
ada penegasan bahwa setiap pasangan harus siap segala konsekuensinya,
termasuk ketika memiliki anak," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, Undang-Undang perlindungan anak sudah sangat
progresif, sehingga langkah yang harus ditempuh terkait dengan peneguhan
tanggung jawab orang tua.
Dalam kuliah umum tersebut, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
juga memaparkan sejumlah permasalahan yang terjadi di kalangan anak
hingga remaja, mulai dari kasus pornografi, kekerasan seksual hingga
permasalahan minuman keras dan narkoba.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak para mahasiswa
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang berbasis pesantren itu untuk
ikut berperan menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi saat ini.
Pengetahuan pra nikah bisa cegah perdagangan anak
Senin, 23 November 2015 8:31 WIB