Jambi (ANTARA Jambi) - Kontrak pembangunan pasar tradisional modern Angsoduo di Kota Jambi diperpanjang lagi karena pengembang tak mampu menyelesaikan sesuai masa kontrak dan perpanjangan pertama.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Ridham Priskap di Jambi, Selasa, mengatakan, saat ini berdasarkan laporan, pembangunan pasar Angosduo hingga masa perpanjangan pertama habis pada Juli lalu baru mencapai 70 persen.
"'Progres' pembangunan akan terlihat signifikan ketika atap pasar modern itu terpasang. Dan pihak pengembang menjanjikan pemasangan atap pada tanggal 12 Agustus mendatang. Ketika atap sudah terpasang, baru progresnya terlihat signifikan," kata Ridham.
Menurut Ridham, pemasangan atap diyakini bisa tepat waktu. Karena saat ini material untuk atap sedang dalam perjalanan ke Jambi. Dalam waktu dekat akan tiba di Jambi untuk kemudian langsung dipasang.
"Sekarang atap sedang di perjalanan ke Jambi. Kalau sudah datang dan terpasang, maka tinggal sedikit lagi pembangunannya," katanya.
Saat ini pengembang sedang melakukan pembangunan pada masa perpanjangan tahap kedua hingga tiga bulan ke depan.
Sesuai perjanjian dengan Pemprov Jambi, jika pembagunan dilaksanakan pada masa perpanjangan kedua, maka pengembang diwajibkan membayar denda keterlambatan satu per mil dari sisa pengerjaan per hari.
Sementara itu, Humas PT Eraguna Bumi Nusa (EBN) selaku pengembang pembangunan pasar modern Angsoduo, Asari Syafei mengatakan bahwa masa perpanjangan kontrak pertama memang telah habis. Sesuai aturan, pihaknya pun akan mengikuti mekanisme yang tertulis dalam masa kerja tersebut.
"Kita sudah berusaha maksimal, tapi tidak tercapai. Makanya aturan selanjutnya kita harus mengikuti konsekuensi pembayaran denda," kata Asari.
Dia mengatakan, untuk pembayaran denda ada hitung-hitungannya dan dilihat dari perkembangan bangunan pasar Angsoduo yang sudah terbangun saat ini.
Saat ini pembangunan sudah mencapai angka progres 90 persen dan sudah masuk tahap penyelesaian.
"Yang agak lama itu bangunan di blok B karena mengerjakanya masih manual, itu yang mengerjakanya dari pengusaha lokal. Tapi yang lain sudah mulai selesai dan ulan Oktober kita targetkan sudah bisa beroperasi," katanya.
Namun di sisi lain, dia berharap peran pemerintah untuk tidak hanya menyudutkan pihaknya saja. Karena di sisi lain ada tugas kewenangan pemerintah yang harus diselesaikan juga.
"Seperti verifikasi pedagang yang belum jalan, itu tanggung jawab Pemkot Jambi. Bagaimana kami mengejar target, ini 'kan berdampak dengan pembiayaan. Kalau terlalu lama investasi, bunga bank akan membengkak. Sebab itu harus ada andil pemerintah, kalau kami saja yang memikul itu bukan investasi," katanya menambahkan.
Pasar tradisional modern itu dibangun di atas lahan seluas 7,1 hektare, kemudian ditambah luasan 5,1 hektare untuk pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pasar baru itu juga diyakini menjadi pusat ekonomi Jambi ke depan.