Pantauan Antara pada pukul 16.00 WIB mobil patroli polisi terparkir melintang menutup Jalan Perumnas. Sementara dua aparat berpakaian preman berdiri di tengah jalan mengawasi setiap warga yang mengerumuni kawasan itu agar tidak mendekat dan mengambil gambar.
Hingga pada pukul 16.59 WIB jalan Perumnas kembali dibuka setelah empat mobil keluar menembus kerumunan warga dari arah rumah makan Ayam Bakar Bu Tuti yang didatangi Densus 88.
Setelah iring-ringan mobil berlalu, seorang perempuan bercadar meneriakkan takbir berkali-kali hingga selanjutnya digiring masuk ke dalam rumah makan yang sekaligus menjadi tempat tinggal itu.
Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Sleman AKBP Muchamad Firman Lukmanul Hakim saat ditemui di lokasi tidak banyak memberikan keterangan. Ia membenarkan bahwa dalam peristiwa itu aparat Polres Sleman hanya mem-back up Densus 88.
"Kami hanya mem-back up saja. Yang terjun Densus 88," kata Firman singkat.
Seorang warga Condongcatur, Panca (48) yang menyaksikan peristiwa itu mengaku melihat seorang pria dibawa oleh aparat. Menurut dia, tidak ada perlawanan dalam penangkapan itu. "Setelah satu orang dibawa pergi, selanjutnya polisi kembali membawa barang dari rumah itu," kata dia.
Warga lainnya HM (22) mengaku kenal dengan pria itu. Menurut dia, meski jarang berbincang-bincang dengan warga, pria yang dikenal dengan nama berinisial IS memiliki kepribadian yang dermawan.
"Hampir setiap hari dia membagikan nasi bungkus ke masjid-masjid sini. Kalau setiap Jumat malah rutin (membagikan nasi)," kata pria yang membuka jasa tambal ban berjarak 20 meter dari rumah makan itu.
Selain berjualan Ayam Bakar, menurut HM, sehari-hari IS juga menjadi pelatih judo di Universitas Gadjah Mada (UGM). "Ayam Bakar Bu Tuti memiliki banyak cabang. Dia juga menjadi pelatih judo di UGM," kata HM.