Jambi (ANTARA) - Langkah aplikator karya anak bangsa, Gojek, untuk melakukan konsolidasi bisnisnya baru-baru ini dinilai pengamat sebagai langkah tepat di tengah pandemi COVID-19 yang telah menciptakan situasi bisnis yang tidak pasti.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benyamin mengatakan langkah efisiensi yang dilakukan Gojek sudah sangat tepat dan wajar. Sebab bisnis apapun tidak bisa menghindar dari tekanan ekonomi akibat COVID-19. Semua perusahaan pada kondisi saat ini banyak melakukan efisiensi.
"Efisiensi seperti apa? Layanan bisnis yang tidak menguntungkan coba ditutup dulu sementara. Ada konsekuensinya, tenaga kerja yang meng-handle layanan itu harus dirumahkan. Seiring pulihnya kondisi ekonomi saya yakin layanan ini bisa dibuka kembali dan kembali merekrut tenaga kerja," ujar Gunawan, Kamis (25/6).
Gunawan melanjutkan seandainya perusahaan membiarkan terjadinya inefisiensi yang berakibat pembengkakan operasional, justru dikhawatirkan bisnis secara keseluruhan akan terganggu dan memicu pemutusan hubungan kerja yang lebih banyak lagi.
"Memang ini bukan perkara mudah. Saya yakin perusahaan manapun tidak mau bisnisnya semakin kecil dan harus memberhentikan banyak karyawan. Ini kondisi ekonomi yang disebabkan oleh faktor nonekonomi. Masalahnya di COVID-19, bukan di bisnisnya. Selama COVID-19 belum teratasi, bisnis apapun berpotensi mengalami kerugian," ujar Gunawan.
Gunawan optimisitis Gojek akan tetap bertahan di tengah kondisi pandemi dengan strategi bisnis yang mereka lakukan.
"Kita berharap startup sekelas Gojek bisa tetap bertahan dengan strategi-strategi bisnisnya menghadapi pandemi," tutup Gunawan.
Gojek diketahui juga menghentikan beberapa layanan seperti GoLife yang juga terdampak dengan pandemic COVID-19. Namun demikian, Gojek disampaikan tetap berkomitmen memberikan dana bantuan dan pelatihan online gratis yang membekali mereka mitra GoLife yang terdampak dengan keterampilan tambahan.
Sementara Pengamat Bisnis serta Founder Rumah Perubahan , Rhenald Kasali menilai langkah Gojek melakukan konsolidasi bisnis sebagai keputusan yang tepat. Strategi untuk kembali fokus pada bisnis inti akan menjadikan Gojek lebih kuat dalam menghadapi Pandemi Covid19.
Menurutnya semua sektor bisnis saat ini terdampak pandemi, apalagi sektor pariwisata. Oleh karenanya, dia menilai wajar jika perusahaan sampai merumahkan karyawan karena dalam kondisi ini yang perlu diperhatikan adalah opex, bukan capex.
"Dalam hal capex, perusahaan bisa menundanya tapi untuk opex, saat ini semua perusahaan dituntut melakukan penghematan," tegas Rhenald.
Rhenald juga menekankan agar keputusan startup melakukan reorganisasi bisnis ini jangan didramatisir. Keputusan mereorganisasi bisnis itu bukan menjadi ukuran daya tahan suatu perusahaan.
Menurut Rhenald, daya tahan bisnis itu terletak di bidang bisnisnya, di mana saat ini bidang bisnis yang terkait pariwisata dan event organizer terkena dampak paling signifikan.
Saat perusahaan memiliki dana cukup, dia bisa eksplorasi. Tapi selanjutnya, dari hasil eksplorasi itu, dia bisa menilai bisnis mana yang akan jadi fokusnya. Kemudian ketika terjadi guncangan ekonomi, semua perusahaan harus lakukan pemangkasan. Trimming," tututnya.***
Ekonom: bukan sedang krisis, langkah Gojek sudah strategis
Jumat, 26 Juni 2020 13:11 WIB