Jambi (ANTARA) - Seorang pemuda Desa Tebing Tinggi, Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi, Roby, mengembangkan inovasi bercocok tanam manfaatkan barang bekas limbah rumah tangga untuk budidaya sayuran sistem hidroponik.
"Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan hasilnya sama dengan sistem budidaya hidroponik dengan media pipa atau lainnya," kata Roby ketika ditemui di lokasi budidayanya di Batanghari, Kamis.
Limbah rumah tangga yang dimanfaatkan untuk budidaya sayuran hidroponik tersebut yakni jerigen minyak sayur ukuran lima liter, bekas kaleng cat dan bekas mangkuk makanan siap saji.
Menggunakan limbah rumah tangga tersebut memang membutuhkan kreatifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pipa, sebab media jerigen dan mangkuk yang dibutuhkan lebih banyak dari pada menggunakan pipa.
Meski demikian, kualitas sayuran yang dihasilkan menggunakan limbah rumah tangga dan pipa tersebut sama saja. Sebab hanya medianya saja yang berbeda, namun sistem budidaya yang diterapkan sama.
"Dari segi biaya lebih murah dibandingkan dengan membeli pipa, sebelum menggunakan jerigen, kita juga menggunakan pipa, media limbah rumah tangga tersebut merupakan pengembangan," kata Roby.
Dijelaskan Roby, budidaya dengan sistem hidroponik tersebut lebih menjanjikan karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan biaya yang besar. Sehingga lebih terjangkau, terutama bagi anak anak muda yang baru memulai usaha.
Sebab budidaya sistem hidroponik tersebut dapat dilakukan dipekarangan yang luasnya tidak begitu luas. Dan pangsa pasarnya lebih luas, dan lebih diminati, karena sayuran hidroponik tersebut terkenal dengan sayuran sehat.
"Untuk satu kali pembelian bibit dapat ditanam beberapa kali, jika dihitung biaya yang dikeluarkan untuk satu kali tanam itu Rp100 ribu, hasil yang didapat mencapai Rp240 ribu," kata Roby.
Sementara itu, untuk mendukung budidaya dengan sistem hidroponik tersebut, Pemerintah Kabupaten Batanghari membentuk lahan-lahan percontohan atau pilot project budidaya hidroponik. Seperti yang terdapat di desa Kampung Pulau Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Batanghari A Pane mengatakan, lahan lahan percontohan tersebut dibentuk untuk melihat minat masyarakat terhadap budidaya sayuran dengan sistem hidroponik. Jika minat masyarakat lebih tinggi maka budidaya tersebut akan dikembangkan dalam skala yang lebih besar.
"Kita lihat dulu minta masyarakat, jika memungkinkan untuk dikembangkan akan kita kembangkan dalam skala yang lebih besar," kata A Pane.
Dijelaskan A Pane, pemerintah akan mendukung sejauh itu dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
Pemuda Batanghari berinovasi budidaya sayuran hidroponik gunakan barang bekas
Kamis, 19 November 2020 15:43 WIB