Merak (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Doni Monardo menyatakan pelarangan mudik adalah keputusan yang terbaik untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.
Keputusan pemerintah terkait pelarangan mudik tentu sangat tepat guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19 agar tidak terjadi kasus seperti yang dialami negeri India.
Baca juga: Larangan mudik, Doni Monardo minta masyarakat bersabar
Pada akhir Januari dan awal Februari 2021, kata dia, kasus COVID-19 di India lebih jauh di bawah kasus di Indonesia.
Kasus pandemi COVID-19 di Indonesia sebanyak 170 ribu dan India 150 ribu, tetapi setelah mereka melonggarkan kegiatan publik.
Di antaranya kegiatan agama, ekonomi, agama, politik, olahraga dan kegiatan tradisi masyarakat maka tidak membutuhkan waktu selama dua bulan.
Namun, kata dia, hanya menunggu beberapa minggu saja terjadi peningkatan kasus aktif COVID-19, bahkan tertinggi angka kematian di dunia.
"Kita jangan sampai kasus virus corona yang terjadi di India itu," katanya menegaskan.
Menurut dia, pelarangan mudik tentu petugas setiap hari, setiap menit, setiap jam dan setiap detik selalu mengingatkan agar tidak terjadi pergerakan orang.
Dimana pergerakan itu ditularkan pandemi COVID-19 melalui manusia dan kelompok yang sangat rentan terpapar juga beresiko adalah orang tua yang usia lanjut dan punya homogen.
Selanjutnya, apabila sudah terlanjur kembali mudik tentu tidak ada lain mereka wajib dikarantina, karena bisa saja mereka orang tanpa gejala (OTG).
Dan, kata dia, jika mereka dibiarkan maka bisa menularkan sekampung dan terbukti di beberapa tempat terjadi kasus seperti itu.
Baca juga: Doni Monardo apresiasi terhadap penerapan PPKM Mikro di Jambi
"Kita tentu harus belajar dari daerah-daerah lain agar tidak terjadi penyebaran COVID-19," katanya menjelaskan.
Ia juga mengatakan, masyarakat yang betul-betul tidak bisa mudik maka bisa saja mereka bersilaturahmi melalui virtual dan posko di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dioptimalkan.
Dimana PPKM dapat memfasilitasi bagi masyarakat tidak mampu bisa bersilaturahmi bersama anggota keluarganya di kampung melalui virtual itu.
"Kita harus menahan mudik Lebaran dan bersabar," katanya menjelaskan.
Ia mengapresiasi kasus pandemi COVID-19 di Provinsi Banten cenderung menurun sehingga perlu dipertahankan dan jangan sampai kembali terjadi kenaikan.
Saat ini, pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit di Banten hanya 27 persen dan itu angka relatif kecil.
Padahal, kata dia, kasus pandemi COVID-19 di Banten pada akhir Januari dan awal Februari 2021 pernah di angka 100 persen, sehingga sebagian pasien harus keluar dari Banten dan mereka dibawa ke Wisma Atlit di Jakarta.
"Kita minta masyarakat Banten dapat menjaganya, sebab kasus pandemi itu fluktuatif bisa saja naik juga bisa saja turun dan tergantung bagaimana mempertahankanya dengan baik," katanya.
Baca juga: Jangan lengah hadapi COVID-19
Baca juga: Pengetatan mobilitas akan persempit penyebaran varian baru COVID-19