Jakarta (ANTARA) - Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada (UGM) Abdul Gaffar Karim menjelaskan mengapa Proklamator RI Bung Karno kerap kali memakai peci hitam.
Bung Karno yang dikenal sebagai singa podium dan memiliki daya seni, tetapi mengandung kekhasan dalam berpenampilan yang jarang ditilik orang.
Baca juga: PDIP: Banyak orang belum tahu Bung Karno lahir di Surabaya
Menurut dia, Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam. Selama menjadi presiden, ada atribut busana unik itu selalu dipakainya bahkan hingga kunjungan kenegaraan ke luar negeri.
Gaffar menyebutkan, peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri. Yang menjadi alasan pemilihan peci sebagai ‘teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu.
Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu.
Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu.
Ada pula makna sosiologis bahwa Bung Karno seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya.
"Itu merupakan simbol perlawanan kepada penjajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas," kata Gaffar.
Baca juga: Suarahgaloka pentaskan monolog serial "Bung Karno"
Uniknya, Bung Karno sering terlihat di berbagai pertemuan ataupun di foto resmi selalu memakai peci sedikit miring ke kiri. Bung Karno yang menyukai tentang filosofi, menggambarkan simbol keberpihakan kepada rakyat (sosialis) melawan penjajahan.
Selain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggaan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Hal-hal itu merupakan kelebihan Bung Karno dalam membangun jiwa kharismatiknya mulai dari seni berpakaian, hal ini penting dalam membangun karakter tokoh yang memiliki jiwa nasionalisme, santun dan berkharismatik.
"Pecinya selalu sedikit miring ke kiri, menggambarkan keberpihakan Bung Karno kepada rakyat. Bung Karno seorang ideolog, biasa menyampaikan pesan ideologi dengan cara apapun itu. Salah satunya lewat cara berpakaian, dan di sinilah Bung Karno menunjukkan bahwa beliau tidak ingin memihak kepada satu golongan saja," kata Gaffar.
Baca juga: Megawati mengisahkan saat Bung Karno naik kuda jinak
Baca juga: Megawati-Prabowo meresmikan patung Bung Karno
Baca juga: Megawati: Bung Karno sering bersentuhan dengan seniman dan budayawan