Jambi (ANTARA) - Perajin sulaman benang emas Jambi semakin merasakan sepinya permintaan sulaman benang emas untuk hiasan adat tradisional Jambi diakui oleh perajin saat ini sudah banyak perajin sulaman benang emas Jambi yang gulung tikar.
Perajin sulaman benang emas Jambi Seberang, Khoiriyah, Kamis (7/10) mengatakan saat ini permintaan untuk sulaman benang emas Jambi hanya untuk pakaian tradisional Jambi yang digunakan untuk pernikahan atau penari.
"Masih terima walau sedikit, karena permintaan juga sedikit,"katanya.
Sementara itu, permintaan hiasan sulaman benang emas Jambi sebagai hiasan dekorasi tradisional Jambi atau pelaminan Jambi bahkan sudah tidak ada lagi. Kebanyakan permintaan para perias saat ini hanya untuk pembuatan sulaman benang emas di pakaian pengantin Jambi.
Khoiriyah mengatakan, bersama dengan rekan sesama perajin sulaman benang emas Jambi dirinya berharap agar lembaga adat dapat kembali menggalakkan penggunaan hiasan tradisional Jambi. Dengan dipergunakannya kembali hiasan tradisional Jambi akan berdampak dengan meningkatnya permintaan sulaman benang emas kepada para perajin di Seberang Kota Jambi.
"Kalau sekarang ada 1 permintaan tiap bulan, itu juga cuma buat baju saja. Kalau untuk hiasan pelaminan sudah tidak pernah dapat orderan lagi sejak beberapa tahun belakangan," sebutnya.
Masuknya gaya dekorasi minimalis dan modern memang memberikan banyak dampak pada eksistensi hiasan tradisional Jambi. Khoiriyah mengatakan, jika pemerintah tidak segera menggalakkan penggunaan hiasan tradisional Jambi maka keberadaan warisan budaya sulaman emas Jambi juga dapat hilang. Saat ini para perajin sulaman benang emas Jambi di Seberang hanya membuat hiasan sulaman benang emas jika ada permintaan saja.
"Jangan sampai punah, ini hiasan kita, ciri khas kita masyarakat Jambi," katanya.
Selain meminta lembaga adat untuk menggalakkan kembali penggunaan sulaman benang emas Jambi, perajin juga meminta pihak terkait untuk mematenkan motif-motif pada hiasan sulaman benang emas ini. Menurut dia, dikhawatirkan akan muncul kreasi-kreasi sendiri pada motif sulaman benang emas Jambi yang akan merubah filosofi motif itu sendiri.
"Motifnya juga jangan sampai hilang atau nanti muncul kreasi-kreasi sendiri yang bisa menghilangkan filosofi dari motif yang ada. Harus dipantenkan, ini motif yang Jambi,"ujarnya.
Sementara itu, pegiat budaya Jambi sekaligus pengrajin batik Jambi, Zainul Bahri mengatakan hal yang sama. Dirinya banyak mendapatkan fakta di lapangan banyak perajin sulaman benang emas Jambi yang saat ini gulung tikar karena sepinya permintaan. Padahal menurut Zainul, sulaman benang emas Jambi sama halnya seperti batik Jambi yang harus dipromosikan agar dapat dikenal daerah lain.
Harapan kepada lembaga adat untuk mewajibkan aturan penggunaan hiasan dan dekorasi Jambi pada prosesi pernikahan masyarakat saat ini juga menjadi harapan pembatik senior Jambi ini.
"Berharap lembaga adat Jambi bisa membuat upaya seperti itu untuk menjaga kelestarian sulaman benang emas ini. Penggunaan pelaminan Jambi saat ini semakin sedikit, tapi coba kita lihat Sumatera Barat penggunaan hiasan tradisionalnya masih diminati saat ini. Kita Jambi juga harus bisa begitu, saya yakin kita bisa mengangkat kembali budaya itu sama halnya seperti pertama kali kita mengangkat batik Jambi, sekarang batik Jambi sudah dikenal dimana-mana," tegasnya.
Minimnya penggunaan hiasan tradisional Jambi membuat penggunaan sulaman benang emas juga semakin sedikit. Diakuinya hal ini jelas berbeda ketika masa 1997 hingga 2000an dimana masih banyak masyarakat Jambi yang menggunakan hiasan tradisional Jambi sehingga mengangkat dan menunjukkan kreatifitas pengrajin sulaman benang emas Jambi.
Zainul juga berharap agar sulaman benang emas Jambi ini bisa masuk ke dalam muatan lokal di sekolah-sekolah, sehingga bisa sejak dini memperkenalkan budaya Jambi. Dalam memperkenalkan kembali tradisi dan budaya sulaman benang emas nantinya diyakininya akan menemukan banyak tantangan. Namun dengan sinergi seluruh pihak, tantangan itu diyakininya akan bisa dilewati.
"Karena ini sudah mulai hilang, jadi bisa kita jadikan muatan lokal di sekolah-sekolah,"sebutnya.
Untuk memulai literasi dan pengenalan kembali pada tradisi dan kekayaan budaya sulaman benang emas ini, Zainul kini mulai membuka pelatihan sulaman benang emas di Rumah Tenun Danau Sipin Kota Jambi. Dalam waktu dekat, pihaknya bersama dengan PKK Danau Sipin akan mengadakan pelatihan sulaman benang emas.
Dengan kembalinya diperkenalkan sulaman benang emas ini kepada masyarakat diakuinya juga akan mendongkrak kambeli perekonomian para pengrajin sulaman benang emas ini. Selain akan kembali menjadi daya ungkit perekonomian pengrajin, juga akan melahirkan perajin-perajin baru pada bidang seni ini.
"Kita memang butuh yang muda-muda lagi untuk melestarikan sulaman benang emas Jambi," tegasnya.
Sulaman benang emas Jambi jangan sampai punah
Kamis, 7 Oktober 2021 16:10 WIB