Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan berpeluang menguat seiring meredanya kekhawatiran terhadap varian baru COVID-19 Omicron.
"Nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini dengan meredanya kekhwatiran pasar terhadap dampak varian baru COVID-19. Sejumlah penelitian melihat bahwa varian ini, walaupun tingkat penularannya tinggi, tapi hanya menimbulkan gejala ringan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Pagi ini, nilai tukar regional terlihat menguat atau rebound terhadap dolar AS. Tapi di sisi lain, pasar juga terlihat berhati-hati melihat perkembangan kasus COVID-19 dan lonjakan kasus di Eropa yang memicu lockdown.
Dari dalam negeri, lanjut Ariston, pasar juga masih memperhatikan kelanjutan revisi UU Cipta Kerja yang dikhawatirkan menimbulkan ketidakpastian di dunia usaha.
"Rupiah masih mendapatkan sentimen negatif dari peristiwa ini," ujar Ariston.
Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Minggu (28/11) kemarin mencapai 264 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1 kasus sehingga totalnya mencapai 143.808 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 275 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 8.214 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 138,53 juta orang dan vaksin dosis kedua 94,34 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah Rp14.300 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke are Rp14.360 per dolar AS.
Pada Jumat (256/11) lalu, rupiah ditutup melemah 70 poin atau 0,49 persen ke posisi Rp14.358 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.288 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah masih dibayangi percepatan pengetatan moneter The Fed
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 2 poin
Baca juga: Rupiah diproyeksikan melemah seiring masih tingginya inflasi di AS