New York (ANTARA) - Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, sementara investor menantikan pertemuan Federal Reserve minggu depan untuk kejelasan lebih lanjut tentang prospek kenaikan suku bunga.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah karena penurunan pasar saham mencerminkan selera risiko yang buruk, sementara kekhawatiran tentang potensi konflik di Ukraina mendorong permintaan untuk mata utang safe haven.
Pasar memperkirakan sebanyak empat kenaikan suku bunga tahun ini, mulai dari Maret dan memperkirakan Fed mulai memangkas neraca 8 triliun dolar AS-plus dalam beberapa bulan. Pertemuan Fed minggu depan bisa menjelaskan seberapa cepat itu akan diperketat.
"Semuanya akan agak tenang" sampai Fed merilis pernyataannya pada Rabu (26/1/2022) setelah pertemuan dua hari, kata Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto.
"Masuk akal dolar agak diredam hari ini karena kurangnya dorongan nyata dari data."
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen hari ini di 95,650 tetapi naik 0,5 persen untuk minggu ini.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin juga terseret lebih rendah dan mencapai level terendah sejak Agustus. Bitcoin terakhir jatuh 6,0 persen, sementara ether merosot lebih dari 8,0 persen.
Terhadap yen, dolar terakhir turun 0,4 persen pada 113,680. Untuk minggu ini, dolar turun sekitar 0,5 persen terhadap yen. Euro terakhir naik 0,3 persen terhadap dolar pada 1,1341 dolar, sementara itu turun sekitar 0,6 persen untuk minggu ini.
Penjualan ritel di Inggris menambah data ekonomi yang lebih lemah baru-baru ini. Pound melemah 0,3 persen terhadap dolar pada 1,3553 dolar.
Baca juga: Emas berjangka jatuh 10,8 dolar, tapi catat kenaikan mingguan kedua
Baca juga: Minyak turun, tapi naik untuk minggu ke-5 karena kekhawatiran pasokan
Baca juga: Saham Inggris kembali merugi, indeks FTSE 100 tergelincir 1,20 persen