Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan Kurikulum Merdeka yang merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran akibat pandemi COVID-19.
Dia menambahkan saat ini Kurikulum Merdeka telah diterapkan pada 140.000 satuan pendidikan di seluruh Tanah Air.
Dengan demikian, kata dia, ratusan ribu peserta didik telah belajar dengan cara yang menyenangkan dan memerdekakan.
"Anak-anak kita tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan, karena asesmen nasional yang kita gunakan tidak bertujuan untuk menghukum guru atau murid, akan tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar, supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan," terang dia.
Baca juga: Presiden ingatkan pendidikan tak boleh terabaikan dalam situasi apapun
Selain itu, lanjut dia, para seniman dan pelaku budaya dapat bangkit serta berkarya kembali dengan hadirnya dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Tanah Air.
"Dampaknya sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk terus berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan, " tambah Nadiem.
Semua perubahan positif yang tergabung dalam kebijakan Merdeka Belajar tersebut tidak hanya dirasakan siswa, guru, orang tua, dan insan pendidikan lain, tetapi juga gaungnya hingga tingkat internasional melalui Presidensi G20 Indonesia.
Hal itu membuktikan, bahwa Indonesia tidak lagi hanya jadi pengikut, akan tetapi menjadi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia.
Nadiem mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bergerak memimpin pemulihan dan untuk wujudkan Merdeka Belajar.
Baca juga: Ketua DPR harapkan pendidikan Indonesia semakin maju
Baca juga: Peringati Hardiknas, Unika Atma Jaya salurkan beasiswa Rp30 miliar