Jambi (ANTARA) - Pada saat jam istirahat, sejumlah siswa hilir mudik dari ruang perpustakaan ke sebuah pondok. Mungkin saja pembelajaran akan dipindahkan ke pondok tersebut setelah jam istirahat selesai, ternyata bukan. Mereka akan mengadakan baca bersama di pondok baca.
Siswa siswi mulai dari 4, 5, sampai 6 SDN 52/X Rano, Kecamatan Muara Sabak Barat Tanjab Timur, ternyata saat jam istirahat memenuhi pondok baca di halaman sekolah. Para siswa antusias mendatangi pondok baca. Mereka berbagi tugas, ada yang membawa buku dan ada pula yang langsung menyerbu buku yang sudah tersedia di pondok baca.
Mereka sangat antusias berebut duduk di pondok baca tersebut, bermain satu sama lain sejenak melupakan kegiatan mereka di kelas. Lalu seketika suasana menjadi hening, membaur menjadi satu. Mereka membaca dan berbagi buku yang sedang dibaca dan menikmati semilir angin ditengah cuaca yang adem setelah ditempa hujan pagi harinya.
Pondok baca yang berdiri kokoh tersebut berukuran kurang lebih 3 meter x 3 meter dengan bentuk segi empat ini menjadi tempat favorit siswa. Ruang lingkup sekolah sebelumnya hanya kelas dan halaman bermain. Kini sudah ada dua buah pondok baca.
Buku buku yang biasanya hanya tersedia di perpustakaan dan pojok baca kelas, kini telah tersedia pula di pondok baca. Perpustakaan tersebut tidak mampu menampung seluruh siswa untuk membaca, namun dengan adanya pondok baca maka siswa-siswi tetap bisa membaca buku pada jam istirahat.
Pondok Baca
Untuk menunjang ketersediaan buku, pihak sekolah menyediakan beragam buku bacaan, mulai dari buku bergambar, hingga buku cerita rakyat. Semuanya disediakan untuk menunjang program budaya baca yang digulirkan sekolah.
Suplai buku yang berkelanjutan merupakan salah satu kunci sukses program budaya baca, pihaknyapun mengamini hal tersebut, karena baginya, ketersediaan buku yang berkelanjutan akan terus membuat siswa menyukai buku, seperti yang dilatihkan oleh Tanoto Foundation.
Membaca buku di luar kelas menciptakan kebebasan tersendiri bagi siswa. Siswa terlihat menikmati helai demi helai halaman dari buku yang mereka baca. Jika bosan atau sudah selesai membaca, bisa mengganti buku yang lain.
“Mungkin inilah yang disebut dengan merdeka belajar yang digagas pak Menteri, bisa belajar dimana saja, sebagai pendidik dan kepala sekolah, tentu saja saya sangat senang jika siswa juga senang, belajar dan membaca buku dimana saja,” ungkap Restia Diah Utami.
Jurai siswi kelas V, mengaku senang dengan keleluasaan membaca buku, Jurai yang memiliki hobi membaca semakin senang dengan beragam buku bacaan yang tersedia di pondok baca.
“Iya, senang, bisa baca dimana saja, di pondok baca,” ucapnya.
Selain itu, Jurai senang dengan bisa kapan saja membaca buku, tidak harus di perpustakaan, tentu saja karena bisa sambil memandang halaman yang luas.
“Pas pagi hari sebelum masuk kelas, kan masih seger, bisa” tambahnya.
Harapan kedepan, Jurai yang didampingi kepala sekolah, ketika ditanya mengapa suka baca buku di pondok baca, alasanya adalah karena bisa bebas memandang halaman sekolah yang luas, adalah ingin terus ditambah buku buku bacaannya,
“Ya, kalau bisa ditambah,” harapnya.
Apa yang dilakukan Jurai membaca buku di luar kelas, tentu saja menjadi angin segar untuk menjawab arahan Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem yang menginginkan agar pembelajaran tidak harus di dalam kelas, namun juga bisa di luar kelas, semoga.
Oleh: Restia Diah Utami, S.Pd
Guru SDN 81 Pematang Rahim/ Fasilitato Nasional Program PINTAR Tanoto Foundation
Merdeka belajar, merdeka membaca buku di mana saja
Sabtu, 28 Mei 2022 10:42 WIB