Universitas Jambi (Unja) mengelola usaha sapi kurban bersama Badan Pengelola Usaha (BPU) perguruan tinggi tersebut, hasil pemanfaatan laboratorium hijau ternak milik kampus.
Rektor Unja Prof Sutrisno di Jambi, Senin, mengatakan saat ini terdapat 43 ekor sapi yang siap dipasarkan pada Idul Adha mendatang.
“Usaha sapi kurban ini bukan aja mencari keuntungan tapi ini bagian dari upaya pemanfaatan laboratorium hijau ternak agar bisa bermanfaat lebih," kata dia.
Rektor mengatakan penggunaan laboratorium hijau ternak ini tidak saja fokus kepada penggemukan sapi, tetapi juga untuk pemanfaatan lainnya, seperti dapat digunakan untuk mahasiswa dan dosen yang melakukan penelitian.
Rektor juga mengingatkan kepada pengelola untuk memperhatikan kesehatan hewan dan pengelolaan pakan sehingga dapat menghasilkan ternak sapi yang sehat dan layak dikonsumsi.
Ketua BPU Unja Agus Syarif menyampaikan program penggemukan sapi merupakan upaya terintegrasi untuk mengoptimalkan aset Unja, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible) dalam kerangka kerja sama operasional (KSO).
Ia menjelaskan pengelolaan dari sisi aset berwujud berupa pemanfaatan bangunan, lahan, kandang, mesin traktor yang sudah tersedia dan dibangun oleh universitas untuk lebih berdaya guna dan bernilai guna.
Sedangkan pengelolaan aset tidak berwujud yaitu menghadirkan kepakaran dan teknologi hasil karya inventor (dosen) Universitas Jambi untuk menebar banyak manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini, kata dia, sapi yang diternak di kandang Fakultas Peternakan (Fapet) terlihat sehat, pertumbuhan relatif cepat setelah dua minggu dipelihara dan penggunaan teknologi Unja mengeluarkan feses dan urine dari sapi sehingga tidak terlalu bau menyengat di kandang.
Selain itu Agus mengatakan penggemukan sapi di kandang Fapet ini merupakan langkah lanjut merealisasikan transformasi bisnis BPU dalam kerangka KSO dengan mitra.